Oleh: Cindy Surya
Saya termasuk dalam kategori 11 besar calon Duta Literasi. Kami diseleksi lagi. Berpisah dengan teman semua. Melanjutkan ke tahap berikutnya pada tanggal 7 Desember 2019. Tepatnya hari Sabtu kami dikumpulkan di ruang LP2M, di mana kami akan melakukan presentasi.
Sebelum presentasi kami disuruh untuk membaca 1 buku yang wajib kami presentasikan, di dalamnya ada pesan dan kesannya. Apa yang dapat kami ambil dari buku tersebut.
Dalam waktu 1 jam saya baru menemukan buku. Karena saya sangat serius dengan ini maka saya belajar terus menerus untuk persiapan presentasi.
Hari ini sangat tidak saya sangka akan menjadi calon Duta Rumah Literasi. Menjadi kategori duta itu buka hal yang mudah. Harus diseleksi dari ratusan peserta dan beberapa kelas.
Masuk 11 besar menurut saya itu adalah hal yang sangat mustahil. Namun ini sudah amanah saya untuk menjalankannya.
Dari sebagian besar peserta saya adalah peserta terakhir maju untuk presentasi. Pada saat itu saya menggunakan baju biru kerudung hitam.
Jantung saya berdebar karena buku yang sudah saya baca dipinjam teman saya tinggal di kostnya dan saya mendadak mencari buku referensi baru. Mata saya ingin menangis karena apa yang telah saya persiapkan bukan seperti yang akan ditampilkan.
Saya tidak mengharapkan sebuah kemenangan, yang saya ingin ambil adalah pembelajaran dan proses di mana saya bisa menjadi yang terbaik. Semua itu adalah bonus nantinya.
Saya ditanya oleh Pak Yusradi apakah orang tua saya tahu akan hadirnya saya menjadi nominasi 11 besar calon Duta Literasi Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, saya mengatakan bahwa orang tua saya mengetahui karena restu orang tua itu yang paling utama.
Orang tua saya berpesan, jangan menjadi seseorang yang sombong apabila kamu sudah mendapatkan kemenangan nantinya. Saya mengatakan sebuah motivasi. Kesuksesan dan ilmu yang kita dapatkan bukan hanya sekedar dibicarakan, namun lakukanlah karena pembentukan akhlak itu sangatlah penting untuk menjadikan kita pribadi yang lebih baik.
Menjadi seorang duta bukan salah satu yang mudah karana menjadi seorang duta juga harus mempunyai tanggung jawab yang besar. Berada di sini dapat menjadikan saya seorang pribadi yang lebih baik saya belajar penting nya akan menjadi orang yang suka membaca. Saya sangat kagum dengan kegiatan ini karena saya bisa mendapatkan ilmu dari segi etika dan juga ilmu membaca, berbicara bahkan memberikan sebuah pendapat.
Dari pengalaman ini saya baru pertama kali menjadi seorang calon duta. Saya ingin membuat semua orang suka akan menulis dan membuat orang rajin membuat buku.
Apa yang dapat saya ambil dari kisah perjuangan ini adalah saya dapat banyak bertemu teman yang mempunyai satu tujuan yang sama yaitu mengembangkan inovasi agar menjadi seorang pemimpin dan bagaimana kami belajar menjadi yang terbaik.
Saya tidak akan pernah melupakan hal ini. Persaingan yang sangat ketat antara 11 peserta membuat saya tambah semangat dengan perjuangan ini. Semoga, siapa pun yang terpilih nantinya semoga dia adalah yang terbaik dan amanah dalam menjadi seorang Duta Literasi yang baik.
Masih banyak tahap dan perjalanan yang akan kami lalui. Bukan saja melihat dari aspek penampilan namun kami juga dituntut untuk bergaya yang baik, berakhlak yang baik. Penilaian ini sangat berpengaruh untuk kami karena menjadi duta itu bukan dilihat dari cantiknya saja namun apakah dia mampu bertanggung jawab. Saya sangat bangga akan semua ini. Saya berterima kasih kepada orang yang sudah memberikan kami ilmu di sini. Saya bangga karena di sini saya mendapatkan ilmu yang lebih. (*)