Oleh: Nur Iskandar
Pasar. Lihatlah pasar. Dia bukan sekedar tempat berbelanja. Tempat transaksi. Tempat bersuanya pedagang dan pembeli. Namun lebih dalam daripada itu. Pasar adalah pusat studi. Bukan hanya pusat studi ekonomi. Tapi lebih hebat daripada itu: Pusat Studi Akulturasi.
Lihatlah para pedagang. Mereka ada yang Melayu, Tionghoa, Dayak, Padang, Jawa dsb. Pembelinya juga multietnis, multiagama. Berbaur menjadi satu. Itulah pasar. Itulah Bhinneka Tunggal Ika dalam keseharian kita.
Pasar. Apa yang dijual? Mulai dari sembako hingga sempayak. Mulai dari gado-gado sampai rujak. Semua ada. Maka majemuk itu indah. Pluralitas itu niscaya.
Pasar menjadi pusat studi akulturasi. Bahwa kita merasa hidup sempurna kalau banyak warna, tugas, fungsi, hingga rasa. Ada asam, manis, asin. Panas. Dingin. Pedas.
Pasar mengajarkan oposisi satu sama lain. Hal itu indah. Pasar menginspirasi kita untuk studi akulturasi lebih dari sekedar interaksi.