Oleh: Leo Sutrisno
Arah dasar dan fokus pastoral Keuskupan Agung Semarang adalah menjadi Gereja yang transformarif (berdaya ubah). Salah satu program untuk mewujudkannya adalah pada masa Adven 2019, umat diajak mendalami makna orang Katolik yang transformtif.
Karena Gereja Katolik itu adalah ‘Tubuh mistik Kristus” maka Kristuslah kepala-Nya. Dengan kata lain Kristus adalah pemimpin Gereja. Setelah Ia meninggal kepemimpinan di serahkan kepada penggatinya, Para Paus.
Tugas kepempinan Paus itu didistribusikan kepada para pembantunya, yaitu para uskup dan para imam. Agar Gereja transformatif terwujud maka para uskup dan para imam mesti juga menjadi pemimpin (yang) transformatif. Dan, tentu saja, Kristus sebagai kepala Gereja mesti juga trnsformatif. Pertanyaan yang mendasar adalah, “Apakah Kristus seorang pemimpin transformatif?”
Tentu tidak mudah menjawab pertanyaan ini. Pertama, mesti disepakati lebih dahulu tentang deskrisi seorang pemimpin yang transformatif. Kedua, berdasarkan kesepakatan itu, kemudian, dilanjutkan melacak rekam jejak Yesus di dalam Injil.
Pemimpin transformatif
C. D. Pielstick, 1998, mempubilkasikan hasil rangkuman meta-etnografinya 38 penelitian internasional tentang pemimpin yang transformatif. Ditemukan bahwa seorang Pemimpin yang transformtif itu mempunyai visi (1), visi bersama.
Visi itu dikomunikasikan (2) terus-menerus kepada pengikutnya dengan berbagai cara/moda hubungan personal. Diteruskan dengan membentuk jejaring relasi (3) yang kokoh di antara pengikutnya. Dan, menumbuhkan rasa memiliki terhadap komunitasnya (4) berdasarkan nilai dan kepercayaan bersama. Terakhir, ia memberikan pedoman pencapaian melalui pemberdayaan (5) dan tindakan-tindakan nyata lainnya. Semua itu mesti dilandasi karakter yang luar biasa (6).
Apakah Yesus transformatif?
Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus menjawab masing-masing pertayaan berikut ini.
- Apakah Yesus menciptakan visi bersama? Ya.
- Apakah visi itu, secara terus menerus, dikomunikasikan dengan pengikut-pengikutnya? Ya.
- Apakah Yesus membangun jejaring relasi personal dengan muridnya? Ya
- Apakah Yesus membangun komunitas yang di dasarkan pada nilai atau keyakinan bersama? Ya
- Apakah Yesus memberi arah dan bimbingan detail di lapangan secara langsung kepada para murid-Nya? Ya
- Apakah Yesus memiliki katakter yang luar biasa? Ya
Semua jawaban ‘ya’ punya dasar alkitabiah. Dalam Yoh 10:36, Yesus menyatakan diri-Nya Putera Allah. Yesus juga berkata: “Aku selalu mengerjakan apa yang menyenangkan Allah” Yoh 7:29. Aku pergi untuk menyiapkan tempat bagimu (Yoh 14:2. Dsb.
Mari kita lacak sendiri di Kitab Suci, terutama pada bagian Injil.
Semoga ditemukan!
Pakem Tegal, Yogya, 2-Des-2019