Anak Reformasi Janji Jaga Keutuhan NKRI

3 Min Read
Dekan FH UNS Prof. DR Supanto SH, M.Hum, (tengah kiri, berbatik biru), Ketua Gerakan Ekayastra Unmada (Semangat Satu Bangsa) AM Putut Prabantoro (berjas), Kahumas Ikatan Alumni FH UNS, H. Rawan Supriyadi, SH, MH, (batik merah) berfoto bersama panitia pembekalan mahasiswa baru FH UNS, Jumat (19/8).

teraju.id, Solo-Ratusan mahasiswa baru Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret, Surakarta (FH UNS) berjanji akan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) hingga kelak saat mereka menjadi pemimpin bangsa ini. Sekitar 500 mahasiswa baru itu disebut sebagai Anak Reformasi yang sebagian besar lahir tahun 1998, ketika terjadi perubahan politik di Indonesia.

Pernyataan tersebut muncul dalam dialog bersama Ketua Gerakan Ekayastra Unmada (Semangat Satu Bangsa), AM Putut Prabantoro, yang hadir di acara pembekalan mahasiswa baru FH UNS, Jumat (19/8). Putut Prabantoro yang juga alumnus FH UN tersebut hadir dengan memberikan materi “Implementasi Pancasila dalam Peraturan Hukum Di Indonesia”.

“Mereka yang lahir tahun 1997, 1998 dan 1999 adalah Anak Reformasi,” kata Putut. Sekarang mereka menjadi mahasiswa baru, dan dalam waktu 15 tahun lagi sebagian akan menjadi pemimpin negara dan bangsa ini.

Putut Prabantoro diingatkan bahwa Anak Reformasi harus mengerti siapa dirinya, karena mereka lahir dan tumbuh dalam situasi dan kondisi bangsa yang sedang bergolak. Kelahiran mereka diwarnai dengan banyak masalah yang tak terselesaikan. Saat itu mall-mall terbakar atau dibakar, kasus Semanggi dan Trisakti yang belum terselesaikan, yang banyak menelan korban jiwa serta politik korupsi. Saat itu pemimpin bangsa tanpa keteladanan dan munculnya raja kecil karena diberlakukannya otonomi daerah.

“Kita semua tidak tahu masa depan kalian akan seperti apa. Namun kalian adalah generasi baru yang kelak akan memimpin negara Indonesia jika waktunya tiba. Mahasiswa baru sekarang menjadi istimewa karena kalian adalah Anak Reformasi yang tumbuh saat negara dalam gundah gulana sementara para pemimpinnya tidak memberikan teladan yang seharusnya. Ketika semua sibuk berpolitik, kalian tumbuh yang hanya ditemani oleh gadget. Anda semua tumbuh dalam kesepian sekalipun di luar sana hiruk pikuk,” ujar Putut Prabantoro.

Konsultan komunikasi publik itu mengingatkan juga para mahasiswa harus lebih mencintai NKRI dan Pancasilanya karena justru belajar dari pengalaman buruk ketika dilahirkan.

Disebutkannya, ada 5 (lima) ancaman dan tantangan utama NKRI saat ini, yaitu ancaman dan tantangan terorisme, globalisasi (proxy war), disintegrasi, narkoba dan korupsi. Kelima ancaman itu tidak mungkin dapat ditanggulangi atau dilawan jika para pemimpin bangsa 15 tahun ke depan tidak pernah mengerti hakekat NKRI dan Pancasilanya.

Pancasila menurut dia adalah anugerah dari para pendiri negara kepada bangsa Indonesia yang hidup sekarang. Sama halnya, ketika dilahirkan ke dunia, apa yang ada dalam diri masing-masing, suku, agama, orang tua, tempat kelahiran adalah merupakan anugerah.

“Setiap orang tidak dapat memilih dilahirkan sebagai suku apa, orangtuanya siapa, kaya atau miskin, serta tempat dan tanggal kelahirannya. Indonesia yang pluralis karena banyaknya suku, agama, bahasa dan budaya dan Pancasila sebagai dasar negara adalah anugerah semata bagi kita semua dan itu harus dipertahankan sampai kapanpun,” pungkas Putut.


Kontak

Jl. Purnama Agung 7 Komp. Pondok Agung Permata Y.37-38 Pontianak
E-mail: [email protected]
WA/TELP:
- Redaksi | 0812 5710 225
- Kerjasama dan Iklan | 0858 2002 9918
Share This Article