teraju.id, Pontianak— Besok sejumlah aktivis lingkungan hidup dimotori JARI dan WWF akan berkumpul bersama aktivis pergerakan lain untuk menyikapi semakin tebalnya asap pertengahan Agustus 2016. Pertemuan direncanakan di Kampoeng English Poernama, Senin, 23/8/16 pukul 13.00 WIB.
“Ya, besok kita akan menyikapi kondisi cuaca yang buruk dengan menebalnya asap di Kota Pontianak,” ungkap Pimpinan WWF Kalimantan, Hermayani Putra.
Hal senada diakui Viryan Azis, aktivis di Dompet Ummat yang aktif berkampanye mengenai asap. “Kita akan kumpul di Kampoeng English Poernama karena akan bicara asap dengan menyentuh aspek kampung dan kota,” ujarnya.
Di tempat terpisah, aktivis lingkungan Albertus Tjiu mengaku berada di Kota Sintang. “Saya akan mengikuti diskusi via gawai. Walaupun berada di Sintang yang 400 km dari Kota Pontianak, namun fokus lingkungan kita sama,” imbuhnya.
Sementara itu titik hot spot di Kalbar terus bertambah seiring meningkatnya suhu udara. Dengan demikian api mudah membakar serta melahap apa saja. Tercermin dari pergerakan tim pemadam kebakaran, sebagaimana dikemukakan Walikota Pontianak H Sutarmidji, SH, M.Hum. “Kami meminta tim pemadam kebakaran siaga 24 jam,” ungkapnya kepada awak media.
Baru-baru ini terjadi kebakaran lahan di Purnama Agung VII. Hal ini dimulai dari pembakaran sampah di pekarangan, namun di lahan gambut. Kebakaran di lahan gambut berbahaya. Apalagi di atas lahan gambut itu berdiri kompleks perumahan.
Sejumlah kebakaran lahan dalam jumlah luas terjadi di pinggiran Kota Pontianak. Salah satu di antaranya di Parit Oyolali dan masuk hingga ke Parit Cahaya Baru Kota Pontianak hingga ke Punggur. Lahan gambut yang terbakar mencapai ratusan hektar. Dan petani juga dirugikan karena lahan produksi miliknya hangus dilahap si jago merah.