teraju. id, Pontianak – Penganugerahan ORI (Original Rekor Indonesia) yang dihadiri dan langsung diserahkan oleh Presiden ORI Agung Elvianto, Ketum KPP Justitia Chandra Kirana, Brigjen. Pol. Victor Pudjiadi kepada Yayasan BPAS sebagai pemadam swadaya Swarkasa masyarakat tertua di Indonesia yang berdiri sejak 13 Februari 1949, dan eksis terus menerus sampai saat ini.
Mesin pemadam “Kronenburg Culemboro” buatan Pabrikan tahun 1823 didapuk sebagai mesin pemadam tertua di Indonesia yang sampai saat ini bisa digunakan mengatasi kebakaran. 2 unit mesin ini menjadi andalan Pemadam Siantan. Selain itu ada mesin VW tua, dan mesin merk BMW yg juga cukup tua usianya.
Selain penyerahan penghargaan dari Original kepada BPAS yang diterima langsung oleh ketua Umum BPAS “Chin Bu Jung”, pria yang akrab disapa pak Au mengatakan penghargaan dari ORI akan semakin menumbuhkan semangat etos pengabdian tanpa pamrih kepada seluruh anggota BPAS agar lebih baik dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat Pontianak dan sekitarnya, serta Siantan khususnya, karena BPAS sejak awal berdiri memiliki Motto “Dari Masyarakat, oleh Masyarakat, dan untuk masyarakat”.
Chin Bu Jung juga berharap akan banyak pihak yang mau ikut memberikan kontribusi dalam peremajaan alat2 serta armada BPAS yang kesemuanya merupakan armada tua yang sudah berusia lebih dari 40 tahun, karena perawatan yang baik maka semua armada masih bisa digunakan. Bahkan bagian tertentu telah dilakukan modifikasi guna meringankan tugas, serta mengurangi resiko bahaya kecelakaan dan jatuhnya korban dari relawan pemadam tersebut.
Walaupun seragam yang dikenakan oleh anggota Pemadam BPAS masih seragam biasa dan bukan seragam anti api/panas, tidak mengurangi semangat dan memgendurkan keberanian para pekerja sosial yang berada di bawah naungan BPAS. Chandra Kirana, selaku pemrakarsa penghargaan dan sekaligus ketua Umum Sekretariat Nasional Komite Penegakan Pro Justitia/ SEKNAS KPPJUSTITIA, menambahkan, “Penghargaan ini bertujuan untuk memotivasi seluruh jajaran Badan Pemadam Api Siantan, untuk semakin meningkatkan Semangat Korsa diantara anggota pemadam yang merupakan pekerja sosial yang tidak digaji,namun secara sukarela,” ujarnya.
“Tugas anda berat, dan memiliki tanggung jawab yang sangat luar biasa berat, karena saat anda datang terlambat ke lokasi kebakaran dicaci maki,dan saat anda menyelesaikan tugas juga tidak berharap dipuja-puji, bahkan terimakasihpun terkadang tidak pernah anda dapatkan. Namun jangan pernah menyerah, karena anda sekalian telah melakukan maha karya kebajikan yang tidak tidak dapat dilakukan oleh semua orang. Nyawa dipertaruhkan untuk orang lain tanpa ada berharap pamrih, walaupun sanak keluarga anda sangat risau di saat anda meninggalkan mereka untuk memadamkan keganasan si Jago merah.”
Saya, kata Chandra, berharap ada perusahaan-perusahaan swasta, maupun BUMN dapat menyisihkan anggaran CSR perusahaan guna membantu Badan Pemadam Api seperti BPAS, sehingga kualitas kerja dapat semakin dirasakan oleh masyarakat karena dapat mengurangi korban kebakaran yang kehilangan rumah, dan harta benda mereka.
Sementara Brigjen. Pol. Victor Pujiadi yang diangkat menjadi Pembina BPAS, mengatakan bahwa Badan Pemadam Api Siantan/BPAS adalah badan pemadam luar biasa, karena dengan armada tua saja mampu berbuat banyak dalam menjaga masyarakat dari ancaman kebakaran yg lebih luas. *