teraju.id, Pontianak— Siapa yang tidak kenal budayawan Ridwan Saidi. Gayanya khas, mengurai sesuatu yang rumit dengan bahasa yang lugas sekaligus mudah ditangkap mata dan hati nurani rakyat. Tokoh asli Betawi ini akan turut serta memberikan masukan kepada MPR RI dalam rangka “kisruh” ketokohan Sultan Hamid II – Sultan Ke-7 Qadriyah Pontianak itu pengkhianat atau pahlawan bangsa. Ia akan mengikuti lewat webinar dari kediamannya, Batavia atau tepatnya DKI Jakarta.
Ridwan Saidi tidak asing lagi bicara soal Sultan Hamid. Dia bicara lugas di chanel YouTube Macan Idealis. Dengan terbahak-bahak dia menyajikan, “Sultan Hamid itu memang begitu. Langgam Melayu. Bicara ceplas-ceplos, apa adanya. Jujur dan kesatria.” Begitu simpulnya vise versa dengan Prof DR AM Hendropriyono dan Dr Anhar Gonggong yang menilai Sultan Hamid II pengkhianat bangsa.
Panitia seminar dan webinar nasional juga mengundang Prof AM Hendropriyono. Undangan disampaikan lewat jalur PKPI partai yang didirikannya, yakni melalui Ketua PKPI Kalbar. Adapun Dr Anhar Gonggong disampaikan langsung ke nomor WA miliknya. Keduanya belum ada respon.
Sebaliknya, putri Sang Proklamator, Prof Dr Meutia Hatta sedang berpikir membuat sebuah tulisan yang akan dikirimkan ke MPR-RI. “Saya pikirkan yang terbaiknya seperti apa,” katanya kepada Panpel Teknis Set-MPR RI. Sementara itu Presiden Asosiasi Guru Sejarah Seluruh Indonesia, Sumardiansyah Perdana Kusuma menyatakan siap sedia mengikuti webinar. Ia yang menjadi moderator di webinar AGSI tepat peringatan hari Dekrit Presiden mengenai kesejarahan Sultan Hamid menghadirkan pakar sejarah Dr Muhammad Iskandar, Dr Rousdy Husein, Amshari Dimyati dan Turiman Faturahman Nur, akan turut memberikan simpulan-simpulannya.
Diperkirakan webinar esok tanggal 11 Juli sehari sebelum peringatan 107 kelahiran Sultan Hamid II Alkadrie akan menjadi lembaran sejarah bangsa yang berarti di lembaga wakil rakyat, DPR-MPR RI. (kan)