teraju.id, Jl. A Yani— Kalimantan Barat merupakan provinsi terluas keempat di Indonesia, yang tentunya memiliki remaja yang berprestasi dan berpotensi di bidang akademik maupun non akademik. Namun di balik prestasi yang dimiliki remaja Kal-Bar, terdapat pula keterpurukan yang terjadi yakni Kalimantan Barat menduduki peringkat 1 ASFR(Age Spesific Fertility Rate). Artinya, dari 1000 kelahiran, 104 di antaranya dilahirkan oleh ibu yang berumur 15-19 tahun. Secara tidak langsung, remaja tersebut tidak dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.
Hal inilah yang menyebabkan gubernur Kalimantan Barat Cornelis berkomentar. “Segala sesuatu pencapaian seorang remaja mereka dapatkan dari keluarga, upaya kami sebagai pemerintah Kalimantan Barat yakni membangun infrastruktur yang baik, pendidikan yang memadai, pangan yang tercukupi untuk masyarakat.” Gubernur mengingatkan, “pada tahun 2020 kita akan menghadapi masa bonus demografi yaitu usia produktif lebih banyak 2× lipat dibandingkan usia non produktif.”
“Saya pribadi sangat mengharapkan remaja Kalimantan Barat yang berkualitas dan tentunya berdaya saing tinggi, selain akan menghadapi bonus demografi kita juga akan menghadapi MEA,” ujar Cornelis saat menjelaskan tentang kualitas remaja di ruang pertemuan kantor gubernur Kalimantan Barat.
Sejauh ini pemerintah Kalimantan Barat mengaku menginginkan penerus bangsa dari Kalimantan Barat bersinar di tingkat nasional maupun dunia Internasional. Remaja Kalimantan Barat harus memiliki daya saing tinggi, dan pendidikan yang tinggi. Bahkan untuk pendidikan, kini sudah banyak sekali kesempatan beasiswa bagi siswa yang tidak mampu. Program ini hingga perguruan tinggi, mengingat dunia kerja mensyaratkan skil yang digapai lewat pendidikan.