Pagi ini 05.16 (24/03/2021), pimpinan teraju.id H. Nur Iskandar meneruskan pamflet diskusi virtual program Satu Data.
Dari kiriman pesan ini, tanganpun mulai membuka link yang berhubungan dengan satu data tersebut. Menelusuri dunia mayapun ketemu dengan http://data.kalbarprov.go.id.
Keynote Speaker nanti pada zoom meet (25/03/2021) H. Sutarmidji, SH.MHum. pada situs tersebut menyatakan, “Data adalah kunci keberhasilan pengambilan keputusan untuk Kalbar baru yang lebih baik.”
Ini kalimat yang menarik sekali. Kehebatan seseorang dalam mengambil keputusan harus berdasarkan data dan fakta. Bagaimana data bisa diolah dari ketidak pastian menjadi kemungkinan dan diolah kembali menjadi peluang agar kelihatan kesempatan emasnya.
Data ini bagi seorang polikus akan menjadi senjata untuk berani berkata,”Bismillah, dengan ini saya menyatakan berani maju untuk Pilkada.”
Dahlan Iskan (dis way) mengatakan: “Barang siapa bisa mendapatkan big data dan mampu mengolahnya melalui algoritma dialah jagonya. Jago apa saja: bisnis, politik, intelijen, pengelolaan kesehatan, sampai ke menjual bra dan celana dalam. Algoritma bisa menguraikan onggokan data seruwet dan secampur-aduk apa pun menjadi informasi nyata. Big data adalah onggokan data ruwet yang jumlahnya mencapai exabytes. Satu exabytes adalah 1.000 petabytes. Satu petabytes adalah 1.000 terabytes.”
Dunia politik hingga bisnis jual ayam geprek pun data harus dikedepankan.
Tapi terlalu jauh bicara politik dan data, karena “Belanda masih jauh.” Ini lebih pada Keterbukaan Informasi Publik (KIP) dengan program Satu Data menuju pembangunan Kalimantan Barat yang transparan dan informatif. Bisakah transparan tapi tak telanjang?
Informatif tapi tak destruktif?
Apa peran media terhadap KIP? Terutama media online? Dengan http://data.kalbarprov.go.id terkoneksi pada https://jurnalismedata.id, itulah kekinian sekarang. Dengan jari sudah dapat bagai ragam informasi. “Data ada di mana-mana tapi ketika dicari tidak ada di mana-mana”.
Sekarang kita di mana? Tetap saja setia dengan teraju.id. Data boleh sama tapi analisa dan strategi bisa beda. Karena setiap orang punya sudut pandang sendiri. Karena, Kata Satukan Kita.