teraju.id, PCC – 37 anak tampil dalam lomba berceloteh di panggung Pontianak Expo, Pontianak Convention Center menyambut serta mengisi hari jadi Kota Pontianak ke-247. Lomba digelar sejak pukul 10.30 hingga 16.30, Minggu, 21/10/18.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak diwakili Drg Trisnawati dalam sambutan membuka kegiatan menyatakan bahwa lomba ini digelar oleh Dinas Kesehatan Bagian Promosi Masyarakat. Untuk itu tema yang diusung adalah Bahaya Asap Rokok. “Kita di Pontianak telah memiliki peraturan daerah kawasan tanpa asap rokok. Untuk itu dengan lomba ini kita mempromosikan perda tersebut agar lingkungan semakin bersih dan sehat,” ungkapnya.
Kata Trisnawati, perda kawasan tanpa rokok (KTR) bukannya melarang seseorang untuk merokok melainkan mengatur di mana tempat yang boleh dan tidak. Juga mengurangi perokok pemula, khususnya anak-anak dan remaja sehingga mereka tidak kecanduan.
37 peserta lomba berceloteh berasal dari SD dan utusan puskesmas di Kota Pontianak. Pada umumnya mereka adalah siswa-siswi kelas 4-6.
Lomba berceloteh mengambil unsur tematik sehat tanpa asap rokok melalui kemampuan penguasaan materi, penampilan, kemampuan komunikasi serta waktu. Waktu tampil mereka dibatasi 5-10 menit.
Pengumuman pemenang akan disampaikan pada saat penutupan Pontianak Expo. Tepatnya, di hari jadi Kota Pontianak, 23/10/18.
Penampilan siswa-siswi sejak 1-37 sangat kompetitif. Pada umumnya mereka menguasai materi perilaku hidup sehat tanpa merokok. Mereka mengetahui adanya jenis perokok pasif dan aktif dengan segenap resiko kesehatannya. Bahkan tak jarang ada peserta yang berceloteh tentang dampak buruk kesehatan akibat rokok menyamai penjelasan seorang dokter!
Hal lainnya yang menarik sehingga lomba celoteh anak ini semakin semarak adalah penggunaan alat pendukung ketika berceloteh. Ada yang membawa model rokok dan aneka poster. Begitupula kostum yang dikenakan. Tak sedikit berbusana baju kurung dan telok belanga bermotif khas corak insang.
Kelucuan tak terpungkiri ketika anak-anak tampil lugu. Ada juga yang terbata-bata. Namun istimewa dengan hadirnya pantun sebagai penghibur. Sastra lisan khas Melayu Pontianak itu turut mewarnai kesemarakan lomba berceloteh anak. (kan)