teraju.id, Lentera Cafe – Team Discover Sultan Hamid II Alkadrie Pahlawan Nasional kumpul untuk baca doa bersama dalam menyongsong dua webinar nasional, masing-masing bersama Asosiasi Guru Sejarah Seluruh Indonesia dan DPR MPR RI. Doa bersama bertempat di Lentera Cafe, Kampung Kapur, Pontianak Timur, Kota Pontianak, Jumat malam, 3 Juli 2020.
Doa menegaskan niat untuk mencari ridho Allah-Tuhan Yang Maha Kuasa dalam meluruskan sejarah Bangsa Indonesia yang pada saat itu masih diliputi euforia antara unitaris dan federalis. Di masa Indonesia sudah stabil sebagai sebuah bangsa merdeka, diliputi riset ilmiah di mana data dan fakta bisa dibuktikan, masing-masing pahlawan perlu ditempatkan di posisi setinggi-tingginya dan seadil-adilnya. Masing-masing harus dapat tempat terhormat sesuai dengan jasa-jasanya dan senantiasa menginspirasi generasi muda bangsa Indonesia. Catatan tambahannya adalah dengan tidak mencaci maki figur-figur pahlawan lainnya, karena mereka juga berjasa kepada bangsa dan negara yang kita cintai ini.
Dewan Pembina Yayasan Sultan Hamid yang juga peneliti lambang negara dari Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura, Turiman Faturahman Nur mengatakan, doa selamat ini di depan hidangan nasi kebuli. “Nasi kebuli itu filosofinya nasi kabul. Qabul bahasa Arab berarti diperkenankan doa-doanya ke haribaan Tuhan. Ditunaikan oleh Allah SWT. Amiin,” ungkap Turiman yang mendapat gelar Tengku dari Kesultanan Qadriyah Pontianak karena jasa-jasanya meneliti sejarah hukum Lambang Negara Elang Rajawali Garuda Pancasila.
Team Undercover Sultan Hamid adalah tim yang dibentuk oleh Yayasan Sultan Hamid II dalam rangka melakukan pemaknaan kejuangan Sultan Hamid sebagai sultan, sebagai Kepala Daerah Istimewa Kalimantan Barat, Menteri Negara Republik Indonesia Serikat, maupun dirinya sebagai pribadi bangsa Indonesia. Team Undercover telah menyelenggarakan banyak kegiatan antara lain sosialisasi Sultan Hamid II pahlawan nasional di hadapan mahasiswa aktivis, kolaborasi 100 tahun pers Kalbar, narasumber tentang Hamid di pameran buku Kalbar, talkshow di Pon-TV, dan sejumlah kegiatan bersama para sastrawan.(kan)