in

DPR-MPR RI Serap Aspirasi Pengusulan Sultan Hamid II Pahlawan Nasional

IMG 20200708 094831 903

teraju.id, Pontianak – Wakil rakyat di DPR-MPR RI khususnya Fraksi NasDem bergerak lebih maju soal pro-kontra Sultan Hamid II pengkhianat atau pahlawan nasional sebagai buntut trending topik panas nasional. Yakni sejak dictuskan oleh Prof DR AM Hendropriyono dan Prof Dr Anhar Gonggong (lihat Agama Akal TV dan teraju.id chanel YouTube) bahwa Sultan Hamid II Sang Perancang Lambang Negara dan diplomat ulung pada Konferensi Meja Bundar sehingga Indonesia diakui kedaulatannya oleh bangsa-bangsa di dunia sebagai tidak layak, atau cacat sejarah, bahkan pengkhianat negara, Caranya dengan membuka seminar nasional visual dan virtual. Menampung aspirasi seluruh rakyat Indonesia. Tepatnya pada Sabtu, 11 Juli 2020. Persis sehari sebelum 107 tahun kelahiran Sultan Hamid II Alkadrie, sultan ke-7 Qadriyah Pontianak.

Anggota DPR MPR RI Syarief Abdullah Alkadrie menegaskan bahwa undangan bersifat terbuka, wabil khusus kepada guru besar sejarah Universitas Indonesia yang juga Wakil Ketua Dewan Gelar Kepahlawanan Prof Dr Anhar Gonggong, mantan Kepala BIN Prof Dr AM Hendropriyono, guru besar sejarah UGM Prof Dr Djoko Suryo dan pihak pihak yang masih menilai Sultan Hamid II pengkhianat negara.

“Kami mengundang secara terbuka seluruh rakyat Indonesia yang punya atensi pada ‘pelurusan sejarah’ sekaligus bersimpati pada pengusulan Allahyarham Sultan Hamid II sebagai Pahlawan Nasional. Ayo kita urun rembug data dan fakta seeta analisa yang ilmiah melalui seminar plus webinar nasional bersama kami para wakil rakyat–DPR/MPR Fraksi NasDem, pada hari Sabtu, 11/7/2020 di Hotel Aston dan webinar yang link-nya bisa diterima melalui Panpel Teknis,” ungkapnya.

Narasumber dari DPR-MPR selain H Syarief Abdullah Alkadrie, SH, MH, juga Charles Meikyansyah, dan Yessy Melania, SE. Adapun narasumber pakar yang hadir adalah Bpk Dr. Mahendra Petrus, S,S., MH. selaku peneliti Sejarah yang Hilang di mana bukunya telah terbit sejak 2015, 2016, dan 2017 di Penerbit Kanisius, Bpk Anshari Dimyati .,SH., MH. (Peneliti Aspek Pidana Sultan Hamid) dengan bukunya Biografi Politik Sultan Hamid II Sang Perancang Lambang Negara Elang Rajawali Garuda Pancasila (terbit 2013). Acara dimoderatori Bpk Turiman., SH.,M.Hum selaku peneliti Lambang Negara.

Kapasitas ruangan Convention Hall cukup menampung 200 orang dengan kondisi pandemi di mana standar Covid-19 berlaku. Adapun ruang zoom webinar menampung 100 peserta perwaklan seluruh Indonesia termasuk Prof Dr Anhar Gonggong dan pakar lainnya di Indonesia. Selebihnya seluruh rakyat Indonesia bisa menyimak secara live di YouTube teraju.id. “Via teraju.id channel YouTube pertanyaan bisa disampaikan via teks,” ungkap panitia teknis bidang IT, Yaser Syaifudin, ST. Request undangan dan link webinar ke no WA 08125710225.

Seminar nasional sekaligus webinar nasional ini adalah kali yang ketiga setelah sebelumnya juga webinar nasional bersama Wakil Ketua MPR-RI Prof Dr Hidayat Nur Wahid serta 1.930 guru sejarah yang tergabung di dalam AGSI (Asosiasi Guru Sejarah Seluruh Indonesia). Rekam jejak seluruh pembicaraan terekam dengan baik di YouTube teraju.id.

Dengan rekaman total webinar nasional itu tidak ada fakta yang tertutup. Semua pihak di NKRI ini bisa turut ambil bagian memberikan penilaian. Apakah Sultan Hamid II layak ditabalkan sebagai pengkhianat negara sementara lambang negara yang dignakan sampai sekarang ini merupakan karya ciptanya, atau memang Sultan Hamid II sudah semestinya didudukkan secara adil seadil-adilnya sebagai pahlawan nasional pemersatu bangsa sesuai simbol-simbol tercantum dalam lambang negara Elang Rajawali Garuda Pancasila. (kan)

Written by Nur Iskandar

Hobi menulis tumbuh amat subur ketika masuk Universitas Tanjungpura. Sejak 1992-1999 terlibat aktif di pers kampus. Di masa ini pula sempat mengenyam amanah sebagai Ketua Lembaga Pers Mahasiswa Islam (Lapmi) HMI Cabang Pontianak, Wapimred Tabloid Mahasiswa Mimbar Untan dan Presidium Wilayah Kalimantan PPMI (Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia). Karir di bidang jurnalistik dimulai di Radio Volare (1997-2001), Harian Equator (1999-2006), Harian Borneo Tribune dan hingga sekarang di teraju.id.

WhatsApp Image 2020 07 07 at 22.09.57

Betukang.id Profile

emak

Emakku