in ,

Inspirasi untuk Kalbar: Asisten F Silaban, Arsitek Istiqlal

Istiqlal
OBAMA/

Teraju.Id, Jakarta – Bila Anda datang ke Masjid Istiqlal tolong sempatkan temui Pak Suparno. Siapa dia?
Pak Parno adalah tukang bikin kopi/teh Pak Fredrick Silaban, arsitek Masjid Istiqlal. Selama 17 tahun jadi asisten insinyur perancang masjid kebanggaan umat Islam Indonesia itu.

Seminggu berlalu, saya jadi guide rombongan guru-guru agama se-DKI dalam program Wisata Rumah Ibadah (WRI). Program yang difasilitasi ICRP dan Yayasan Cahaya Guru. Dirancang untuk menguatkan keinsyafan kebhinekaan dalam diri siswa-siswi. Negara, kini berhadapan dengan “the lost generation”, generasi yang luntur rasa kebangsaan dan keindonesiaannya.

Dalam kunjungan ini saya baru tahu bahwa Istiqlal dalam sehari dikunjungi 250-300 wisatawan asing. Amerika, Eropa, Afrika, dan Asia. Tentu muslim dan non muslim.

Selama 17 tahun Pak Parno jadi tukang kopi/teh Pak Silaban. Tukang insinyur beragama Kristen ini memiliki  disiplin kerja dan perhatian kepada anak buah. Ia bercerita, ada 37-an rancangan masjid yang ikut bertender. Ternyata Bung Karno memilih rancangan Pak Silaban. Saat tahu rancangannya menang, Silaban bersyukur dan berucap, “Haleluya, demi Tuhan Yesus saya akan bangun masjid ini sampai tuntas”.

Luar biasa. Perancang masjid itu seorang Nasrani. Betapa hebatnya Bung Karno. Visioner. Istiqlal satu-satunya masjid paling besar yang zero AC di lantai-lantai utamanya. Padahal Jakarta sangat panas. Masuk ke Istiqlal sangat sejuk.

Tidak bisa saya bayangkan bila kejadian masa lalu itu terjadi saat nalar keberagamaan umat berubah ekstrem, radikal dan fundamentalistik. Yang lebih heboh lagi, beruntung gereja Katedral berdiri puluhan tahun lebih awal dari Istiqlal hanya berseberangan jalan dengan Istiqlal. Coba sekarang. Pasti gerombolan vandal akan datang berposter ria dan teriak-teriak: Nasi bungkus!

Saat itu ada 3 bangunan monumental yang digarap Bung Karno: Masjid Istiqlal, Gelora Bung Karno dan Monas.
Sesekali Bung Karno datang melakukan kontrol. Ia datang pakai becak. Tanpa pengawalan. Para pekerja Masjid Istiqlal didatanginya.Salah satunya Pak Parno. Ditepuknya pundaknya. “Kamu tahu siapa?” katanya.”Yang mulia presiden,” jawab Pak Parno. “Bukan. Aku ini bapakmu. Bukan presiden. Bapakmu.”
Kini, Pak Parno berusia 88 tahun. Masih mengabdi di Masjid Istiqlal sebagai karyawan.

Karya lain dari Frederick Silaban adalah Masjid Agung Bogor sebelah timur terminal, di Jalan Padjajaran. Karya lain Silaban mau tahu? Monumen Tugu Khatulistiwa yang menjadi land-mark-nya Kota Pontianak sebagai Kota Khatulistiwa.

Saya pernah ketemu keluarga Silaban ini. Dia bercerita, jika Presiden Sukarno ingin menekan budged-nya, Frederick menukas, “Pak Presiden, jangan terlalu pelitlah sama Tuhan…” Soekarno pun terdiam.
Lanjut Frederick, “Jangan membangun rumah ibadah hanya untuk bertahan 10-20 tahun saja. Kita buat yang bisa bertahan hingga 100 tahun..!”

Written by teraju.id

carol heriadi

Analisis Politik Calon Tunggal Bupati Landak untuk Pasangan Karolin-Herculanus Heriadi

IMG 20160923 172710 117

Nikam! Agus Ditangkap Polsek Timur