in ,

Lagi Webinar Sejarah Batu Sampai–Setompak–Sanggau–Peninggalan Masa Putri Daranante

WhatsApp Image 2020 07 06 at 19.40.30

teraju.id, Pontianak – LP2M IAIN bekerjasama dengan MABM Kalbar akan menyelenggarakan webinar sekaligus peluncuran buku keren berlatar sejarah penting peradaban Bumi Borneo dari aras rahim Kabupaten Sanggau: Batu Sampai. Batu peninggalan keramat tersebut bertuliskan Sansekerta. Ia berada di Desa Setompak.

Webinar akan dilaksanakan pada 9 Juli dan mendapatkan elokronik sertifikat secara gratis bagi para peserta. Pendaftaran dan jadwal tertera pada link poster yang kini beredar luas di dunia maya. Tepatnya dimulai pada pukul 14.00 WIB.

Batu Sampai menyimpan legenda tua. Pada salah satu keterangan pejabat Pemkab Sanggau media tribun, “Di batu Sampai itu ada sejarahnya juga, pada zaman itu putri Daranante terkena semacam penyakit yang diakibatkan alam gaib kemudian di bawa ke batu Sampai kemudian dia sembuh, jadi memiliki historis. Kan sayang tidak dikelola dengan baik,” ceritanya.

Pemkab Sanggau berkeinginan mempromosikan Setompak sebagai kampung wisata. Namun lebih lengkapnya ikuti kajian bersama panelis yang terdiri dari Kepala Museum Kalbar, Kepala LPEM IAIN dan pembimbing mahasiswa yang observasi di Batu Sampai-Setompak, Ketua MABM Sanggau dan Istana Surya Negara. Ini buku menarik. Kisah besar dari desa kecil. (kan)

Written by Nur Iskandar

Hobi menulis tumbuh amat subur ketika masuk Universitas Tanjungpura. Sejak 1992-1999 terlibat aktif di pers kampus. Di masa ini pula sempat mengenyam amanah sebagai Ketua Lembaga Pers Mahasiswa Islam (Lapmi) HMI Cabang Pontianak, Wapimred Tabloid Mahasiswa Mimbar Untan dan Presidium Wilayah Kalimantan PPMI (Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia). Karir di bidang jurnalistik dimulai di Radio Volare (1997-2001), Harian Equator (1999-2006), Harian Borneo Tribune dan hingga sekarang di teraju.id.

WhatsApp Image 2020 07 06 at 04.54.42

Kisah di Balik Suksesnya AGSI Mengupas Peran Kesejarahan Sultan Hamid

WhatsApp Image 2020 07 06 at 20.31.42

Inovasi Desa Kelakar Hadapi Kerawanan Pangan