in ,

Mengenang Gusti Suryansyah: Selamat Jalan Panembahan Landak

IMG 20161014 211648 850

Oleh: Yusriadi

teraju.id, Mempawah— Sebuah pesan masuk ke WA Group yang saya ikuti. Pesan itu berbunyi: Tersiar kabar, Dr. Gusti Suryansyah, wafat. Semoga hanya isu.

Pesan itu segera direspon. Ada yang menambah informasi, dan yang menyampaikan ucapan.

Saya mencoba mencari informasi tentang hal ini kepada beberapa orang teman yang dekat dengan beliau. Ada beberapa yang merespon dan mengabarkan hal senada. Katanya, di group mereka informasi sama juga beredar. Malah disebutkan juga waktu dan tempat beliau wafat.

Kabar yang beredar mengingatkan saya banyak hal. Saya teringat sejumlah peristiwa bersama atau berkomunikasi dengan beliau.

Saya mengenal Pak Gusti, demikian panggilan saya dan beberapa kolega, kepada beliau, sejak tahun 1990-an. Saya mengenal beliau melalui Prof. Dr. James T. Collins, guru saya di Institut Alam dan Tamadun Melay (ATMA), Universiti Kebangsaan Malaysia.

Prof. Collins memiliki proyek penelitian tentang bahasa Melayu di Kalimantan Barat, bersama Pak Gusti. Pekerjaan ini membuat mereka menjadi temanan.

Sebagai murid dan teman Prof. Collins, saya pun berkenalan dengan Pak Gusti. Sejak itu saya kenal beliau dan beliau juga mengenal saya. Lebih dari 25 tahun. Waktu yang sangat panjang dan lama.

Karena kenal dengan beliau, maka saya kenal dengan adik beliau yang kemudian menjadi pejabat di Pemkot Pontianak. Utin Sri Lena.

Saya mengikuti sebagian dari perjalanan hidup dan karir beliau. Beliau menjadi Pangeran Ratu Landak, menjadi pemimpin di sana. Beliau menghidupkan budaya Landak. Menghidupkan tradisi untuk memperkokoh identitas Melayu Ngabang. Salah satunya tradisi Tumpang Negeri.

Beliau aktif di organisasi raja Melayu Kalbar. Beliau juga aktif dalam upaya mengangkat martabat raja-raja Melayu. Ketika suatu saat saya diminta oleh Pak Ikhsan, Pelaksana Tugas Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Pontianak, melakukan penelitian tentang keraton dan lingkungan budaya Ngabang. Saya menghubungi beliau. Beliau tidak dapat bertemu saya karena sedang studi, S3 di Jawa. Beliau membantu saya dengan memberikan nomor kontak sekretaris keraton Landak, Gusti Herman. Alhamdulillah saya menyelesaikan pengumpulan data dengan lancar.

Lama tak ketemu, kami bertemu dalam satu forum diskusi tentang draft Perda Masyarakat Hukum Adat di Kalbar. Gusti Suryansyah berbicara panjang lebar dalam forum itu. Di luar forum kami sempat say hello.

Sesungguhnya soal sakitnya, kami pernah membicarakan itu. Kala itu kami menghadiri Kongres Budaya Kalbar di Singkawang. Saat makan bersama, Pak Gusti menceritakan bahwa gula darahnya tinggi. Beliau menunjukkan alat suntik untuk memasukkan insulin ke dalam tubuh.

“Saya suntik sendiri, suntiknya di sini,” katanya sambil mencontohkan menusuk perutnya.

Pada kesempatan itu beliau memberikan nasehat soal menjaga kesehatan. Saya tahu kalau seseorang sudah menderita diabetes, sudah perlu suntik insulin, keadaannya tidak mudah. Saya belajar untuk menjaga diri sesuai dengan nasehat yang beliau sampaikan.

Saya akan terus ingat hal itu meskipun beliau telah pergi. Saya juga akan ingat beliau sebagai teman dan sebagai tokoh Melayu dan tokoh Kalbar.

Written by Yusriadi

Redaktur pada media online teraju.id dan dosen IAIN Pontianak. Direktur Rumah Literasi FUAD IAIN Pontianak. Lulusan Program Doktoral ATMA Universiti Kebangsaan Malaysia, pada bidang etnolinguistik.

IMG 20161014 203314 850

Ribuan Umat Islam Kalbar Protes Ahok di Mujahidin

IMG 20161014 212545 394

Demonstran Anti Ahok Datangi Polda