in ,

Menikmati Perjalanan PPM ke Mengkalang Jambu

WhatsApp Image 2019 10 15 at 21.02.32

Oleh Yusriadi

Hutan dan belukar. Mangrove besar. Bekantan jinak. Udang galah. Warga ramah bersahabat. Kades muda dan visioner. Kawan yang takjub.

Saya mencatat beberapa point penting yang mengesankan tentang Mengkalang Jambu yang akan ditulis di sini.

Sungguh masih banyak bagian menarik dan yang kurang digali, yang ingin ditambah. masih banyak lagi hal yang dapat diceritakan tentang tempat ini dan tentang perjalanan kali ini.

Meskipun perjalanan kali ini adalah perjalanan pengabdian pada masyarakat (PPM) dan kegiatannya adalah bhakti sosial tetapi ketertarikan kami pada Mengkalang Jambu membuat kami tidak dapat mengabaikan begitu saja informasi yang diperoleh.

Bekantan yang selama ini didengar dari cerita dan dilihat dari jauh, kali ini diam di ujung hidung. Primata itu tak lari sekalipun motor air kato yang meraung keras mendekati. Makhluk langka ini hanya menjeling dan diam.

“Biasanya bekantan lari. Mana mau dekat, ” kata Fahmi, panitia yang mengabadikan bekantan, kera, biawak dan burung. Kesalnya, perahu tidak berhenti kala itu sehingga sudut foto bekantan terbatas.

Udang yang selama ini diburu pemancing di sungai yang tenang –itu pun dengan susah payah berhari malam, di sini macam datang mendekat.
“Macam begurau mancingnya,” kata Bang Mulyadi, ketua panitia yang hari itu memancing di tangga air di depan masjid, dan memperoleh beberapa ekor udang galah.

Taqin, panitia lain juga takjub ketika mengikuti Pak Budi melakukan patroli menjaga sungai dari penangkap kepiting. Pola perlindungan alam untuk kepentingan masyarakat hanya bisa dijumpai di beberapa tempat saja.Tidak banyak orang yang sadar mengenai hal begitu.

Tentu saja kekaguman Elmansyah, dosen pembimbing, pada Kades Mengkalang Jambu Agustar, yang menggerakkan masyarakat dengan beberapa kebijakannya. Mulai dari urusan melestarikan udang, hutan, hingga usaha air.

Saya masih mengingat betapa para peserta menilai perjalanan ini sangat menyeronokkan. Mereka juga belajar banyak dari masyarakat di sini. Itulah yang membuat mereka ingin datang ke sini lagi untuk di masa yang akan datang. (*)

Written by Yusriadi

Redaktur pada media online teraju.id dan dosen IAIN Pontianak. Direktur Rumah Literasi FUAD IAIN Pontianak. Lulusan Program Doktoral ATMA Universiti Kebangsaan Malaysia, pada bidang etnolinguistik.

WhatsApp Image 2019 10 13 at 19.29.14

Lensa Academy Pontianak “Beauty Through Lens”

images

In Memoriam: Ratu Suri Pakunegara Tayan