Teraju.Id, Putussibau – Mencegah masuknya barang-barang Ilegal dari Malaysia ke Indonesia, Kapolres Kapuas Hulu melaksanakan patroli di Badau dan Puring Kencana yang berbatasan langsung dengan Sarawak Malaysia Timur. Patroli digelar melibatkan 22 personil lintas fungsi.
“Selain untuk antisipasi barang Ilehal, juga sekaligus untuk mendekatkan diri kepada masyarakat, karena wilayah Kalimantan Barat ini memiliki perbatasan sepanjang 857 Km dan memiliki 52 jalan setapak yang bisa menghubungkan 32 kampung di Sarawak. Hal ini tentunya tidak bisa dijaga sepenuhnya oleh polisi dan TNI, akan tetapi perlu adanya keikutsertaan masyarakat,” ungkap Kapolres Kapuas Hulu AKBP Sudarmin, SIK, MH.
Menurut Kabid Humas Polda Kalbar Kombes Pol Drs. Suhadi SW. M.Si bahwa untuk menjaga garis sempadan perbatasan diperlukan patroli terkoordinasi antara polisi kedua negara, karena pelaku kejahatan di suatu negara akan dengan cepat lari ke Negara tetangga. Jika tidak ada koordinasi antar kepolisian kedua negara, maka sulitlah pelaku kejahatan dapat ditangkap.
Menyikapi kondisi demikian ini Mabes Polri telah menganggarkan di setiap Polres perbatasan untuk melaksanakan patroli terkordinasi dengan Kepala Police Daerah (KPD) masing masing, seperti Kapolres Kapuas Hulu bekerja sama dengan KPD Lubok Antu, Kapolres Sintang dengan KPD Sri Aman, Kapolres Sanggau dengan KPD Serian, Kapolres Bengkayang dengan KPD Bau dan Kapolres Sambas dengan KPD Lundu, kesemuanya itu dilaksanakan dalam rangka menjaga garis sempadan kedua negara.
Menurut Kabid Humas Polda Kalbar disetiap daerah perbatasan memiliki karakteristik tersendiri dalam gangguan Kamtibmasnya, namun yang paling menonjol adalah penyelundupan secara fisik seperti gula bawang merah Gas Elpiji dan daging Illegal, bahkan akhir akhir ini mulai masuk Narkoba melalui jalur perbatasan baik melalui darat maupun melalui Laut.
Patroli diujung negeri ini dilaksanakan dengan menggunakan sepeda motor dan jalan kaki, karena ada dibeberapa daerah perbatasan yg belum bisa dilalui dengan menggunakan kendaraan bermotor.
Sehingga jangan heran ketika dilakukan patroli terkordinaai antar Polisi kedua Negara, dengan titik kordinat tertentu, maka persiapan yg harus dilakukan Polri cukup lama karena harus berjalan kaki berjam jam, sementara itu Police Di Raja Malaysia Kontinjen Sarawak cukup memakan waktu dengan hitungan menit, karena Infra Struktur di sana lebih baik dari pada Infra Struktur yang ada di Indonesia. (Guntur)