teraju.id, Chapter Pontianak – Senin (29/6/2020) lalu, India resmi memblokir setidaknya 59 aplikasi buatan Tiongkok, termasuk aplikasi TikTok. India mengambil kebijakan tegas tersebut dengan alasan informasi yang tersedia merugikan kedaulatan dan integritas India, pertahanan, keamanan negara, dan ketertiban umum.
Menyusul kebijakan India, Menteri Luar Negeri AS (Amerika Serikat), Mike Pompeo mengeluarkan statement bahwa pihaknya tengah mempertimbangkan perihal pemblokiran aplikasi buatan Tiongkok, termasuk TikTok.
Seolah mengamini keputusan India untuk memblokir aplikasi buatan Tiongkok, dalam wawancaranya dengan Fox News Selasa (7/7/2020), Pompeo mengatakan jika AS menganggap pemblokiran tersebut sebagai hal yang serius. Ia berdalih rencana pemblokiran aplikasi buatan Tiongkok terkait dengan aspek keamanan data pengguna.
Mengutip dari CNN, Pompeo mengatakan jika warga AS hanya boleh mengunduh aplikasi TikTok apabila ingin informasi pribadinya jatuh ke tangan Partai Komunis Tiongkok. Pernyataan Pompeo muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara AS dan Tiongkok yang kian melebar ke berbagai aspek termasuk keamanan nasional, perdagangan, dan teknologi.
Keputusan pemblokiran tersebut diduga kuat karena perselisihan antara Amerika dan Tiongkok terkait Undang-Undang Keamanan di Hong Kong. AS bahkan sudah mencabut status perdagangan khusus Hong Kong.
Tiktok adalah aplikasi dari perusahaan startup ByteDance yang berpusat di Beijing. Aplikasi ini berulang kali menuai kritik dari politisi AS yang menuduh aplikasi itu sebagai ancaman terhadap keamanan nasional karena berhubungan dengan Tiongkok. Mereka menuduh bahwa perusahaan bisa dipaksa untuk mendukung dan bekerjasama dengan intelijen di bawah Partai Komunis Tiongkok.
Sebelumnya pihak Tiktok mengatakan bahwa ia beroperasi secara terpisah dari ByteDance, yang mana pusat data sepenuhnya terletak di luar wilayah Tiongkok dan tidak ada data yang tunduk di bawah hukum Tiongkok. Data pengguna TikTok AS disimpan di Amerika Serikat dengan pencadangan di Singapura.
Pada Mei, seorang juru bicara perusahaan mengatakan kepada CNN bahwa mereka beranggapan masalah keamanan nasional adalah tuduhan yang tidak mendasar.
Popularitas TikTok meledak di AS dan negara-negara lainnya, menjadikan TikTok platform media sosial asal Tiongkok pertama yang mendapatkan daya tarik signifikan dari pengguna di luar negara asalnya.
TikTok diunduh sebanyak 315 juta kali dalam tiga bulan pertama di tahun ini. Menurut perusahaan analisis Sensor Tower, jumlah ini menjadi unduhan terbanyak dalam tiga bulan terakhir dibandingkan aplikasi manapun dalam sejarah. (Nur)