Bismilllahiromannirohim.
Assallamualaikum Wr Wb.
Sahabat-sahabat dan rekan rekan sebangsa setanah air, saya Tengku Mulia Dilaga Turiman Fachturahman Nur, atas nama peneliti Sejarah Hukum Lambang Negara Republik Indonesia, Tahun 2000 di Universitas Indonesia, 20 Tahun berlalu dan juga atas nama pemerhati kehidupan hukum dan kenegaraan UNTAN dengan ini :
- Mengucapkan Selamat Hari HUT Kota/negari betuah Pontianak yang ke 249
- Khusus untuk Band Arwana sebuah Group Band lintas generasi dan peringkat Nasional, selamat berulang tahun yang ke 25 dan 25 itu adallah Al Furqan semoga tampil beda, mengapresiasi yang mendukung perrjuangan, mewarnai terhadap perjuangan pelurusan sejarah Lambang Negara RI, hasil rancangan anak bangsa Indonesia, Sultan Hamid II dengan lagu spesial Elang Khatulistiwa, tentu ada benang merah dengan perjuangan kami Yayasan Sultan Hamid II dan kita baru sadar nama ARWANA itu diberikan oleh sekretaris pribadi Sultan Hamid II, Pangeran Jaya Max Yusuf Alkadrie yang telah menghadap Allah SWT, semoga diterima disisiNya, aamiin.
- Realitasnya tentu tidak mudah sebagai group band daerah bersaing dan menembus belantika dunia industri musik tanah air, di Tahun 2020 ini telah menciptakan lagu terbarunya adalah Elang khaTULIStiwa. Satu lagu yang khusus mengapresiasi fakta sejarah Sultan Hamid II Alkadrie Sang Perancang Lambang Negara Elang Rajawali Garuda Pancasila, ini adalah bagaikan mimpi, namun itu sesungguhnya sebuah realitas perjuangan yang saya yakini ada “benang merahnya” dengan perjuangan meluruskan fakta sejarah Sultan Hamid II dalam berbagai dimensi dan kiprahnya, tentu ini adalah perjuangan kita bersama anak anak bangsa, untuk ini saya juga mengucapkan terima kasih kepada rekan rekan jurnalis yang telah mengangkat “berlian dari lumpur sejarah” dan perjuangan ini belum selesai masih ada episode kedepan sebagai bagian mimpi kita bersama. Karena “ketika sebuah karya selesai ditulis, maka sesungguhnya baru saja memperpanjang kreatifitas itu sendiri kedepan”
- Adalah Satu langkah satu tujuan, bahwa musik adalah instrument perjuangan dan kebudayaan untuk melekatkan jatidiri dan marwah diri kita sebagai anak bangsa, khususnya perjuangan sang perancang lambang negara kita, seperti “setajam mata elang Rajawali Garuda Pancasila menoleh kesebelah kanan, mengantarkan masa depan”, seperti untaian musik Band Arwana yang menyatukan kronik etnik dalam aura suara instrumental, itulah untaian kronik bumi khatulistiwa, lagu masterpiece Sultan Hamid II “Elang Khatulistiwa” saat ini saja memasuki aura music nasional, sudah tiap hari diputar di RRI Pontianak, bagaikan Elang Rajawali menguasai jagad udara, karena elang Rajawali adalah raja udara, itulah jejak perjuangan walaupun lewat nada suara tetapi mengibarkan semangat dan membekas dihati kawula muda, untuk itulah terima kasih juga untuk generasi muda mileneal kampung Inggris Purnama yang mengemas acara ini.
- Sebagai renungan bersama, untuk generasi mileneal yang live bersama dalam acara ini: “Memang kadangkala hidup ini butuh mimpi, tetapi ingat mimpi tidak hanya membantu kita berhadapan dengan kegagalan, tetapi mereka juga memotivasi kita secara konstan”.
- Mimpi masa kini adalah kenyataan hari esok. Kita bisa, jika kita berpikir bisa, selama akal mengatakan bisa. Batasan apakah sesuatu masuk akal atau tidak, kita lihat saja orang lain, jika orang lain telah melakukannya atau telah mencapai impiannya, maka impian tersebut adalah masuk akal.
- Mimpi itu berbanding lurus dengan tujuan hidup, menuliskan tujuan akan sangat membantu dalam menjaga alasan melakukan sesuatu. Apakah kita bisa untuk mengemban misi kita, perjuangan kita terhadap Sultan Hamid II kembali lagi kepada semua elemen masyarakat Kalimantan Barat.
- Insya Allah kita bisa, karena Allah Maha Tahu, Allah tahu sampai dimana potensi dan kemampuan dan daya juang kita. Jika kita merasa mampu berarti kita benar-benar mengoptimalkan potensi daya juang kita bersama. Jika target obsesi itu baik, maka memiliki obsesi bukan hanya baik, tetapi perlu motivasi dari sebuah obsesi sangat kuat, dan Istiqomah untuk mewujudkan wasiat Yang Mulia Putra Mahkota Sultan Hamid II, sebagaimana dinyatakan 18 Juli 1974 “ini yang dapat saya sumbangan pertama untuk bangsa, untuk bangsa yang dicintai oleh kita”
- Kita hari ini sedang memberikan sumbangan kedua kepada bangsa kita itulah semangat untuk berkarya dan menarik inspirasi dari fakta sejarah yang diangkat bdari “lumpur sejarah” terhadap perjuangan dari Anak bangsa Sultan Hamid II yang bukan hanya milik Kalimatan Barat, tetapi sudah menjadi milik bangsa Indonesia, bahkan milik jagad raya bagaikan terbangnya sang Elang Rajawali Garuda Pancasila diangkasa yang menoleh ke kanan, yakni masa depan bangsa, dibawah sang saka merah putih, dan dasar negara Pancasila, serta jati diri bangsa Bhinneka Tunggal Ika, bhina ika, tunggal ika, berjenis jenis tetapi tunggal itulah PERSATUAN INDONESIA, semua itu atas dasar keyakinan kita bersama, bahwa Tuhan Yang Maha Esa meridhoi perjuangan kita bersama, sekali lagi saya atas nama kerabat Kesultanan Pontianak.
Atas nama peneliti Sejarah Hukum Lambang Negara RI, dan pemerhati kehidupan hukum dan kenegaraan, mari kita bersatu untuk peduli terhadap pelurusan sejarah anak bangsa dari Kalimantan Barat, Sultan Hamid II, sekali lagi selamat untuk perjuangan kita bersama, saat ini ternyata “akal sehat tidak cukup, tetapi perlu Akal Merdeka dengan Ridhoh Allah SWT
Terima kasih atas apresiasi semua pihak “kutitipkan jejak digital riset sejarah hukum lambang negara Republik Indonesia Elang Rajawali Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggak Ika” dengan berbagaai dinamika perjungannya dibumi nusantara, semoga menjadi jejak sejarah bangsa Indonesia dalam mengangkat marwah bumi Khatulistiwa Kalimantan Barat dimata Bangsa Indonesia, semoga Sultan Hamid II Pahlawan Bangsa Indonesia sekaligus pahlawan Nasional, pada waktunya.
Salam Kejayaan dan Akal Merdeka , Pontianak 28 Oktober 2020.
Sekedar urung rembug dan setitik jejakjari dari anak bangsa: Tengku Mulia Dilaga
Turiman Fachturahman Nur.
Wassallammualiakum Wr.