Oleh: Yusriadi
Jumat (23/3/18) pekerjaan saya menyiapkan buku kumpulan tulisan pelajar Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Olak-olak Kubu selesai. Buku perdana mereka yang dihasilkan melalui kegiatan fasilitasi kemasyarakatan (sekarang bagian kesejahteraan sosial) Kantor camat Kubu, Kabupaten Kubu Raya, siap dilaunching.
Bagi saya tugas itu mengesankan. Sejak awal saya sudah terkesan ketika tahu kegiatan fasilitasi kemasyarakatan dilaksanakan di sekolah ini.
Semula saya hanya tahu tempat kegiatan di MTs Olak Kubu. Tidak tahu bahwa MTs swasta itu adalah MTs Muhammadiyah.
Sebagai warga Nahdliyin, saya menutup dengan “wallahul muwafiq…”. Saya bicara tentang budaya lokal, termasuk tahlilan, untuk mencontoh tema yang dapat ditulis.
Setelah selesai pertemuan, saya diajak ke ruang kepala sekolah dan berbincang-bincang, barulah tahu bahwa sekolah ini adalah sekolah Muhammadiyah. Sebuah kebetulan.
Tetapi pengetahuan ini tidak masalah. Tidak mengganggu atau menghambat. Dari sisi saya, saya mendapat tugas menangani tulisan itu. Dari pihak sekolah, Pak Kepala Sekolah, Bapak Tulus, malah berharap kegiatan serupa dilaksanakan lagi.
Setelah itu saya menggarap tulisan siswa MTs itu diketik, diedit dan didesain menjadi buku. Dan, Jumat kemarin buku itu selesai.
Buku itu selesai berbarengan dengan pertemuan PB NU dan PP Muhammadiyah, yang kemudian mengeluarkan pernyataan bersama. Memperlihatkan kebersamaan mereka. Mungkin ada sisi politisnya juga pertemuan itu.
Buku pelajar MTs Muhammadiyah Olak Kubu juga menunjukkan kebersamaan itu. Malah bentuknya sudah lebih teknis. (*)