Oleh: Nur Iskandar
Ban van bergerak dari apartemen Institute for Training and Development (ITD) Amherst, Massachusetts. Driver Mr Elias Tana Moning. Dia suka pakai blangkon.
Sekira orang Jawa. Rupanya Pak Elias blasteran Flores dan Betawi. Dia mahasiswa pasca sarjana. Sedang selesaikan disertasi tentang musuh alami sebagai agen hayati meningkatkan produktivitas lahan pertanian di kaki Gunung Slamet, Jawa Tengah. Ia mengajak kami, 13 kurcaci, jurnalis wilayah konflik komunal Indonesia untuk sebuah pesta kebun di sebuah desa. Desa ini rupanya desa tempat Elias tinggal. Di sana ia serumah dengan sohib bule. Namun saat van melaju ke pedalaman Northamton Elias sudah wanti wanti harus respek. Full respect. Sebab Jones temannya lumpuh. Sehari hari berkursi roda. Namun jangan anggap sepele. Jones bisa mengendarai mobil sendiri. Jones cerdas rrruar biassssah. Ia merancang kursi roda elektrik. Termasuk mobil untuk membawanya beraktivitas ke mana mana seantero AS. Jones ahli teknik.
Saat itu bulan puasa. Kami rerata muslim. Puasa Ramadhan. Aku buka puasa di rumahnya Jones. Buka puasa yang lucu. Yakni dengan red wine. Sungguh aku tak tahu. Kukira sirup merah. Inilah kali pertama seumur hidup aku bukber dengan arak. Ancore.
Aku respek full sama Jones. Pamit ke toilet. Di sana aku muntah. Pelan tentu. Orang lain tidak ada yang tahu. Baru kali ini aku buka cerita. Red wine yang tersisa hampir sepenuh gelas aku kasih mahasiswa India yang sudah terbiasa menenggak red wine. Si India happy, sure. Ia geleng geleng yang berarti setuju. (Rada kebalik dengan kita. Geleng geleng kepala tanda tak setuju).
Elias jago masak. Ia beli kalkun. Isi perut kalkun dihias dengan teriyaki. Kami makan sepuasnya. Inilah tradisi Thanksgiving AS. Sejarah 1621. Bersatunya pendatang dengan orang kampung. Berbagi labu atau waluh dan jagung. Mereka merajut kebersamaan. Inilah sejatinya adat Paman Sam. Esensi negeri demokrasi. Saya baru tahu tahun 2002 lalu dalam Indo Journalist Programme. Temanya Journalism in Ethics and Investigative Reporting. Sebuah beasiswa meliput konflik dan diharap jadi penular jurnalisme damai di Tanah Air.
Sepanjang jalan kami lihat rumah rumah warga kampung memasang waluh. Taruh beberapa buah labu. Inilah pertanda mereka merayakan Thanksgiving yang abadi sampai sekarang. Peristiwa Thanksgiving yang menyatukan Bangsa AS itu setiap 26 Nopember. Sejak 1621 hingga sekarang dan masa yad. Happy Thanks Giving untuk saudaraku di Negeri Paman Sam. Juga AFS Internasional. Tak terkecuali program Youth Exchange and Study (YES) yang kami kelola hersama Bina Antarbudaya Chapter Pontianak sejak 2013 dimana sudah 20 pelajar studi setahun di AS. Pelajaran Thanksgiving sebenarnya adalah pelajaran untuk pandai berterima kasih. Pandai bersyukur. *