in

Kampanye Menulis di Sekolah di Badau

WhatsApp Image 2019 07 30 at 17.18.55

Oleh: Novie Anggraeni

Selasa tanggal 30 Juli 2019, aku bersama teman-teman KKN Kebangsaan IAIN Pontianak mulai mengadakan kampanye kepenulisan. Target kami untuk hari ini adalah MI dan MTs Nurul Hudud, Badau.

Ada dua tema yang kami berikan. Masing-masing murid di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hudud kami memberi tema bebas seputar aktivitas maupun cita-cita mereka. Sedangkan untuk murid-murid Madrasah Tsanawiyah kami beri tema Badau, Dulu dan Kini.

Anak-anak di MI cukup antusias menulis dan menceritakan aktivitas keseharian mereka dari bangun tidur hingga tidur kembali. Meskipun, sesekali mereka juga bertanya padaku, “Habis tu gimana lagi, Bu?” ujar salah satu dari mereka, yang terlihat bingung menuliskan kata selanjutnya. Aku pun berusaha mengarahkan mereka untuk menulis apa yang harus mereka tulis selanjutnya.

Sama halnya seperti anak-anak di Madrasah Tsanawiyah Nurul Hudud. Mereka yang sehari sebelumnya telah melakukan uji coba menulis narasi, kini sudah mengerti apa yang harus mereka tulis. Dan lebih menambah tulisan dengan referensi ingatan atau apapun yang telah mereka rasakan dan alami.

Aku bertugas mengawasi anak di kelas VII. Ada satu orang murid yang bingung dalam menulis tentang Badau, sebab dia merupakan anak pindahan dari Majalengka. Namanya Reyhan. Diketahui dia belum lama ini tinggal menetap di desa Badau karena ikut orangtuanya yang pindah tugas untuk kerja di sini. Sebagai orang pendatang, Reyhan tentu belum mengenali lingkungan barunya. Maka dari itu, Reyhan hanya menuliskan seputar bayangan atau ekspektasinya tentang desa Badau. Kemudian, menceritakan desa Badau yang saat ini dia lihat kondisi sosial di sekolah maupun di masyarakat.

Aku memberikan waktu sekitar 1 jam lamanya sebelum masuk waktu salat Dzuhur agar mereka leluasa menuangkan apa yang ingin mereka tulis. Beberapa menit di awal, ruangan kelas seketika senyap. Hanya bunyi decitan kursi, kertas yang dibolak-balikkan. Namun, lama kelamaan mereka pun mulai bersuara karena bingung dan memilih mendiskusikan tulisannya dengan teman sebangkunya. Malah adapula yang terlihat berjalan-jalan bak mencari inspirasi atau sekadar membaca tulisan temannya yang lain.

Aku tidak ingin menghalangi mereka. Biarlah mereka melakukan apa saja yang mereka inginkan agar mereka mendapat inspirasi untuk menulis. Aku senang situasi seperti. Menulis dapat mengembangkan potensi akademik mereka.

Menulis itu sebenarnya mudah. Hanya saja karena belum terbiasa yang membuat mereka sulit mengungkapkannya. Semoga kampanye menulis ini bisa menjadi sarana awal agar mereka selalu semangat untuk menulis dan belajar. Semoga melalui kegiatan KKN Kebangsaan ini kami bisa membantu mereka. (*)

Written by teraju

WhatsApp Image 2019 07 30 at 17.10.14

Antusias Warga Desa Dabong Menyambut Kedatangan Mahasiswa KKL IAIN Pontianak

WhatsApp Image 2019 08 01 at 05.08.22

Mahasiswa KKL RM Adakan Bakti Sosial di Air Putih