Oleh: Dr Aria Jalil
Hampir dapat dipastikan kita bersetuju dengan pernyataan “mutu pendidikan kita belum setara dengan banyak negara lainnya”.
Mengapa belum setara. Bagaimana menyetarakan nya? Maka muncullah berpuluh mungkin beratus penyebab dan saran solusinya.
Saya hanya memunculkan satu penyebab. Saya mohon hampura’ (maaf) sebelumnya jika ada yang tidak nyaman karena merasa dituding sebagai penyebab. Yaitu sistim menejemen guru. Khususnya pada simpul rekrutmen calon guru.
Saya sendiri mulai dengan pendidikan SGB (1957) kemudian SGA, dan baru IKIP. Kami diberikan TID (Tunjangan Ikatan Dinas). Hanya 5 org lulusan terbaik SD berdasarkan hasil UN dari setiap kewedanaan yang ditawari TID untuk melanjutkan ke SGB. Hanya 6 lulusan terbaik SGB dari setiap Kabupaten yang ditawari TID ke SGA. Hanya 5 lulusan terbaik SGA yang mendapatkan TID melanjutkan ke IKIP.
Saya mau berandai. Seandainya, setiap desa setiap tahun, dari dana desa, mengirimkan …..pemuda (i) lulusan terbaik SMA/SMK/MAN ke LPTK papan atas, maka setiap tahun (setelah 4 tahun pertama) Indonesia akan menghasilkan ribuan guru muda bermutu.
Siap ditugaskan di seantero pelosok desa NKRI. Menyebarkan keadilan pendikan bermutu yg dirajut dengan pemahaman dan pengamalan Pancasila. Bersatu’ kita teguh. NKRI pasti utuh. (*Penulis adalah mantan Atase Pendidikan dan Kebudayaan di Canberra Australia. Kini menetap di Singkawang)