teraju
Oleh: Qodja
Baru sekali berkunjung saya terjerat kesan manis tentang Sumatera Barat. Berikut hal-hal yang membikin saya jatuh hati terhadap Ranah Minang :
1. Keindahan alamnya padat. Nyaris di setiap jengkal wilayahnya eksotik. Letaknya di dataran tinggi menjadikannya negeri di atas awan. Cuacanya lebih sering mendung dan jika panas, matahari tidak menyengat tapi menghangatkan. Dikelilingi oleh Bukit Barisan yang memotong Pulau Sumatera. Ada lembah-lebah berdanau seperti Singkarak dan ngarai seperti Sianok.
2. Kekayaan budayanya. Adat datang dari Gunung, Tanah Datar. Dan Agama datang dari pesisir selatan. Adat basandi sarak, sarak basandi KitabuLlah. Adat budaya yang dibangun tidak melampaui syariat Islam. Tradisi berpantun bangsa Minang juga mengindikasikan keramahan kata orang Minang.
3. Manusianya beradab, berbudi luhur, ramah dan mencintai ilmu. Di Ranah Minang keramahan akan menyapa sejak pertama kali menjejakkan kaki dan bersua orang-orangnya. Saham orang Minang untuk penyebaran Islam di Nusantara sangat besar, khususnya untuk wilayah timur Nusantara. Orang-orang Bugis yang berislam hari ini harus berterima kasih kepada orang Minang. Lewat washilah orang Minanglah hingga orang-orang Bugis bisa menerima hidayah. Merekalah yang membawa suluh, cahaya dakwah dan mengislamkan Indonesia Timur. Mereka adalah Datuk Ri Bandang, Datuk Patimang dan Datuk Ri Tiro. Mereka semuanya adalah da’i asli Minangkabau. Pun juga bagi kemerdekaan Indonesia. Saham orang Minang teramat besar. Nyaris separuh tokoh pergerakan adalah Bangsa Minang : Moh Hatta, Sutan Syahrir , Moh Natsir, Buya Hamka, Agus Salim, Tan Malaka, Rahmah El Yanusiah, Rasuna Said dan masih banyak lagi.
4. Sejarahnya. Minang adalah narasi yang mengisi hikayat nusantara dengan perjuangan memburu ilmu, komitmen terhadap syariat Islam, penyebaran dakwah hingga Jihad dalam memperjuangkan kemerdekaan. Adalah Rahmah El Yanusiah, pengasas mula sekolah diniyah putri yang kemudian memukau Rektor Universitas Al Azhar, Dr. Syaikh Abdurrahman Taj hingga menginspirasinya untuk mengadopsi sistem sekolah serupa di Al Azhar yang bertahan hingga sekarang dan menjadi trend setter pendidikan islam sedunia. Di masa-masa krisis saat agresi militer Belanda yang kedua di tahun 40-an, Bukitinggi sempat menjadi benteng terakhir kedaulatan dengan menjadi ibu kota negara darurat. Mengapa pula corak keagamaan yang ditawarkan Muhammadiyah mendapat tempat di hati bangsa Minang? karena semangat Muhammadiyah untuk memberantas takhayul, bid’ah dan khurafat untuk islam berkemajuan sejalan dengan komitmen keislaman orang Minang yang ta’at tanpa syarat dan segala budaya harus tunduk di bawah syariat.
5. Kulinernya. Bagi bangsa timur, dapur adalah inti dari keluarga. Ada banyak keputusan penting dalam keluarga yang diputuskan dari dapur. Ketahanan keluarga dalam menghadapi krisis di segala gejolak zaman juga berpilar dari dapur. Kreatifitas bangsa Minang dalam meracik bumbu dan memperkaya pilihan menu makanan tidak perlu diragukan. Kekuatan kulinernya ada pada bumbu pedas, sambal lado yang akan memberi sentuhan pada setiap bahan mentah menjadi makanan untuk semua bangsa. Warung Nasi Padang tersebar seantero dunia, sejauh perantauan orang Minang.
Lantas jika jatuh hati pada Ranah Minang. Modus apakah yang bisa mengikat kita dengan Ranah Minang?
1. Membeli properti di Ranah Minang. Tapi akan menjadi tidak berkah jika hanya menjadi onggokan aset yang tidak produktif.
2. Membuka bisnis di Ranah Minang. Ini pilihan bagus dan butuh waktu panjang.
3. Menikahi gadis setempat. Ini jalan pintas dan cepat untuk bisa terikat dengan Minang.
Segala hal tentang Minang adalah fenomena yang mengilhami kita tentang kesadaran berbangsa. Bahwa berislam dan berbangsa Indonesia bisa selaras dalam identitas moderat. Tidak konservatif dan tidak pula liberal. Sikap Islam berkemajuan dalam bingkai kebangsaan.
