Oleh: Annisa Adawiyah Aqilah
Saya lahir di keluarga pembaca. Dalam satu hari, saya harus membaca minimal satu buku dan menceritakannya kembali pada orang lain. Novel, koran, komik, bahkan tabloid gosip pernah saya baca.
Kagum dengan bacaan-bacaan itu, saya ingin mencoba membuat tulisan sendiri. Saya mulai dengan dairy, tetapi sayangnya karena saya mudah bosan, tidak pernah lagi saya tulis. Tugas sekolah untuk membuat novel atau karya sastra, tidak pernah saya kerjakan benar-benar. Blog saya di wordpress sudah agak berdebu.
Sering saya bertanya pada diri sendiri, sebenarnya saya mau gak sih pandai menulis? Dan jawabannya selalu ya. Tapi setelah itu, tidak ada tindakan lanjut atas keinginan saya. Saya hanya bisa mengkonsepkan apa yang ingin saya tulis di kepala saya. Namun setelah ditulis, saya akan kecewa dengan hasilnya.
Entah judulnya yang tidak pas, alinea kedua yang terlalu bertele-tele, atau pemilihan diksi yang buruk, pasti ada saja kesalahan pada tulisan saya. Tak pernah saya puas dengan tulisan saya sendiri.
Saya ingin bisa menulis seluwes reporter yang pergi mencari berita di malam hari dan mencetaknya di pagi hari. Saya ingin punya ide tulisan dan bisa langsung menulisnya di kertas, note HP, atau blog. Saya ingin punya tulisan yang mana saat orang lain membacanya, mereka akan mengerti dan merasakan juga apa yang saya rasakan.
Saya ingin bisa menulis, mempublikasikan dan puas dengan tulisan saya sendiri. *