Oleh : Era Anggini
Beberapa hari yang lalu, tepatnya pada Kamis, 16 Januari 2020. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Pendidikan Agama Islam mengadakan kegiatan launching 200 buku karya mahasiswa Pendidikan Agama Islam kelas A-E di IAIN PONTIANAK . Kegiatan ini dicetuskan oleh salah satu dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, bu Farninda Aditya, M. Pd.
Membaca dan menulis merupakan kegiatan pragmatis dan sekaligus intelektual yang saling bertalian erat. Hal ini tidak terbatas pada kalangan akademisi saja, melainkan siapapun, apapun profesinya, yang menginginkan dirinya tetap dikenang dan muda. Namun, dalam tulisan kali ini saya memandang dari sudut pandang berbeda. Sudah banyak para mahasiswa yang menulis mengenai berita launching buku serta manfaat dari hasil launching tersebut. Dalam kesempatan ini, saya ingin mengulas mengenai judul yang tersirat di layar utama tulisan saya.
Dengan adanya kegiatan launching tersebut, para mahasiswa diharapkan dapat mengembangkan bakat dan minat mereka, sekaligus mengenalkan dan mengajari mereka untuk mencintai dan menghargai karya mereka sendiri. Jujur, saya selaku mahasiswa dulunya sangat merasa skeptis dengan kegiatan belajar mengajar yang selalu terpaku di ruang kelas. Namun, dengan adanya kegiatan tersebut, saya mulai menghapus segala sifat skeptis tersebut. Kegiatan tersebut membuktikan adanya kreativitas mendidik dari seorang tenaga pendidik.
Sekarang kita hidup di era industri 4.0, era dimana teknologi canggih sedang menggugah dunia. Dunia yang berkat kemajuan teknologi komunikasi yang semakin canggih berkembang merambahi daerah yang nyaris tiada batas.
Konsekuensinya nyaris tiada suatu bidang pun dari kehidupan manusia, baik individual maupun kolektif yang tidak dapat dijangkau melalui media literasi. Kita sangat membutuhkan pendidikan yang inspiratif yang dapat mengembangkan kecerdasan peserta didik, salah satunya dengan mengembangkan minat literasi mereka.
Coba saja kita renungi bagaimana kehidupan mahasiswa diluar negeri? Bagaimana minat literasi mereka membawa peradaban di negaranya? Saya sangat berharap bahwa kegiatan literasi semakin digalakkan untuk menebar semangat bagi para mahasiswa, terkhusus mahasiswa di negara kita tercinta, Indonesia. Begitupula dengan kreativitas mendidik dari tenaga pendidik, agar pendidikan di Indonesia dapat mencapai titik kulminasinya.
Semoga kalian mengerti bahwa ilmu dan amal hanya dapat diraih dan dilaksanakan melalui jembatan literasi yang kokoh.