Oleh: Yanti Mirdayanti
Beberapa kali saya sempat menemani teman-teman yang memakai jasa “Car Sharing” di kota Hamburg yang sibuk ini.
Konsepnya cukup unik dan sangat praktis.
Tak perlu mengisi bensin juga. Ada juga yang mobil-mobil elektro. Setiap saat kita bisa pergi ke mana pun dengan menyetir mobil yang diparkir di sekitar tempat sedang kita berada. Mobil berukuran besar maupun kecil.
Caranya: Harus mempunyai aplikasi app-nya dulu. Terus, mendaftar. Setelah disetujui dan diterima sebagai anggota, maka tinggal kita klik app tersebut dan bisa memilih mobil jenis apa yang sedang diparkir di tempat-tempat yang sudah ditunjukkan di layar aplikasi.
Harga “Car Sharing” hanya beberapa cent per menitnya. Tergantung jenis mobilnya dan tergantung wilayah di mana mobilnya diparkir saat kita akan mulai memakainya. Semakin berada di wilayah parkir pusat kota, maka semakin mahal beberapa cent. Jika memulai pagi hari sekali atau malam hari harga per menitnya semakin murah. Misalnya 11 cent/menit. Jika siang hari bisa 20-an cent ke atas per menitnya.
Mobil-mobil yang disewakan untuk “Car Sharing” hanya mobil yang berkualitas sangat baik. Umumnya mobil-mobil baru. Semua merek tersedia, kecuali merek Mercedes. Di Hamburg jenis Audi dan BMW terbaru pun tersedia untuk Car Sharing ini. Tinggal memilih!
Jika sudah tak perlu lagi, maka mobilnya tinggal diparkir saja. Parkirnya harus di wilayah/zona yang tidak di luar zona yang telah ditentukan. Bisa dilihat di keterangan app-nya.
Mobil bisa kita sewa selama sesuai kebutuhan kita. Di Hamburg maksimal sampai 3 jam. Jika hanya butuh untuk perjalanan 5 menit pun boleh. Tergantung kebutuhan. Ongkos sudah termasuk asuransi.
Sebelum naik mobil, harus cek dulu, apakah badan mobilnya sudah mengalami benyokan kecil atau tidak. Jika ada, harus difoto dan dilaporkan supaya kita tak terkena ekstra hukuman harus membayarnya nanti. Jika sudah ada yang memoto dan melaporkannya ke perusahaan Car Sharing-nya, maka tak perlu lagi kita melakukannya
Syarat untuk bisa memakai jasa “Car Sharing”: 1) Harus memiliki SIM, dan 2) Telah daftar menjadi anggota Car Sharing (setelah melalui pengecekan data-data).
Tujuan utama “Car Sharing” adalah supaya orang-orang tidak membawa/menyetir
mobil pribadi di wilayah perkotaan. Atau memiliki alternatif ketika tidak ingin atau tidak bisa memakai kendaraan umum. Sehingga kemacetan kota berkurang. Misalnya, terutama saat harus menuju tempat dengan lebih cepat atau harus sambil membawa banyak barang.
Para mahasiswa saya sudah biasa memakai konsep “Car Sharing” seperti ini jika diundang ke suatu tempat misalnya dan waktu mereka tidak banyak. Mereka biasanya memakai mobilnya tidak sendirian, melainkan bersama teman-temannya yang lain.
“Car Sharing” memang lebih murah jika perginya bersama teman-teman lainnya. Bisa bagi-bagi ongkos. Jauh lebih murah daripada harga taksi, apalagi jika perlu sampai 3 jam (saat parkur tak dihitung).
Saya tidak tahu, apakah di kota-kota lebih kecil di Jerman ini ada juga jasa “Car Sharing” ini. Mungkin tidak perlu karena di kota-kota kecil tak ada kemacetan dan kebutuhan orang-orang untuk jasa “Car Sharing” tidak terlalu besar.
Di Jerman sebenarnya jasa kendaraan umumnya sudah sangat bagus. Tak memiliki mobil pribadi pun baik-baik saja. Jika perlu angkut-angkut mebel misalnya, bisa menyewa mobil untuk pindahan. Atau jika membeli barang besar sekarang ini bisa lewat jasa online (daring) dan langsung diantar sampai pintu rumah.
Jangan coba-coba membawa kabur mobil “Car Sharing”! Ke mana pun Anda pergi dengan mobil curian Anda di Jerman ini atau pun di negara-negara Schengen, maka Anda pasti tertangkap dalam kurun paling lama satu jam!!! Jaringan interpol di Eropa ini hebat!!!
Hamburg, Agustus 2020 –