in ,

Roti Kap Tetap Menjadi Jajanan Primadona

IMG 20171021 WA0003

Oleh: Saripaini

Sembari berberes bersiap untuk pulang ke rumah, tiba-tiba saja kue roti kap terlintas dalam benakku, “Kalian tau roti kap tak?” tanyaku pada tiga orang anggota Club Menulis yang sibuk dengan kesibukan masing-masing.

“Tau,” jawab mereka nyaris kompak.

“Apa yang kalian tahu tentang roti kap?” tanyaku.

“Gepeng,” kata Khatija lekat dengan senyumnya menggambarkan bentuk kue roti kap yang gepeng seperti daun.

“Tepung gandum,” sambung bang Herman menyebutkan bahan utama roti kap.

“Di kantin Bu Karim ada jual roti kap,” kata Tuti seraya menunjuk ke arah kantin Bu Karim yang terletak di belakang Perpustakaan IAIN Pontianak.

Roti kap, siapa yang tak tahu kue ini, kue dulu-dulu yang masih tetap eksis di zaman sekarang. Kurasa kata eksis itu sangat tepat untuk menjuluki kue dulu-dulu yang saat ini tak sulit untuk ditemukan. Ya, kue dulu-dulu si daun kuning manis ini kerap kali diidentikkan dengan kue orang dulu-dulu atau kue orang zaman dulu. Bahkan aku pernah dikatakan orang dulu-dulu ketika aku memilih membeli roti kap sebagai teman untuk belajar.

Roti kap zaman dulu dengan zaman sekarang, apa bedanya? Roti kap zaman dulu kedua sisinya sama-sama memiliki motif sedangkan roti kap yang kita jumpai sekarang hanya memiliki satu motif pada satu sisinya saja dan pada sisi yang lainnya datar tanpa corak apa pun.

Bahkan ada yang mengatakan ‘roti kap yang dijual sekarang telah kehilangan identitas asalnya’ ini dikarenakan nama roti kap itu diambil dari cara perbuatannya atau lebih tepatnya pada bagian pencetakkan roti kap yang membuat kedua belah sisinya sama-sama bermotif.

Untuk rasa dan teksturnya susah digambarkan karena kue ini sangat tergantung pada resep si pembuat. Namun secara umum kue ini merupakan kue manis dan padat tapi bukan tidak mungkin jika kita menemukan kue roti kap yang tidak manis. (*)

Written by teraju

fkpt kalbar radikalisme

Kalbar Garis Merah

images

Ban Meletop on the Weekend