in

Tradisi Gotong Royong Suku Lundayeh dalam Bertani

IMG 000000 000000 2

Oleh: Suryatiningsih

Kebiasaan unik masyarakat suku Lundayeh dalam bertani menjadi pemandangan yang indah ketika berkunjung dan berada di kawasan Krayan, Kalimantan Utara.

Suku Dayak Lundayeh adalah penduduk di kecamatan Krayan Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara, sebagian besar menempati wilayah di pedalaman hingga wilayah perbatasan negara Malaysia.

Mata pencaharian masyarakat suku Dayak Lundayeh bertani/berladang menanam padi sawah tadah hujan, singkong serta beberapa tanaman lainnya dan berburu binatang di hutan. Karakteristik sosial budaya masyarakat suku Dayak Lundayek telah mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat Krayan yakni bertani atau berdagang maupun berburu binatang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Masyarakat Suku Dayak Lundayeh sebagai masyarakat pedalaman Kalimantan Utara memiliki sistem kearifan lokal dalam kegiatan usaha pertanian yang mereka lakukan.

Suku Dayak Lundayeh sejak dahulu konsisten dalam menjaga sistem kearifan lokal mengolah pertanian dalam arti pola pertanian di kalangan masyarakat Dayak Lundayek selalu mengaitkan hubungan antara manusia dan alam yang demikian erat dan saling berkaitan.

Wilayah Krayan yang subur berada 1000-1600 mdpl terletak antara cekungan bukit dan gunung, dimanfaatkan oleh petani Krayan mengolah pertanian tanpa meninggalkan sistem kearifan lokal dan tetap mempertahankan sampai kini sehingga tak heran petani Krayan berhasil menciptakan beras adan, petani Krayan mampu membuat 60 macam varian padi dalam setiap tahun mampu menghasilkan padi 1,5 ton atau 750 hingga 1000 kaleng beras setiap KK.

Petani suku Dayak Lundayek dalam mengolah pertanian masih menggunakan alat tradisional seperti membajak sawah dengan kerbau kemudian pupuk yang digunakan tidak memakai zat kimia melainkan pupuk kandang dari pmeledek yakni kegiatan membersihkan sawah dari gulma, dan jerami bekas pertanaman yang dilakukan secara gotong royong sebelum ditanami.

Proses pembersihan dari gulma dan jerami kemudian sebelum benih padi disemaikan terlebih dahulu benih tersebut dibawa para petani ke gereja untuk diberkati agar hasil panen dapat meningkat serta tanaman padi aman bebas dari hama atau penyakit tanaman. Acara pemberkatan benih ini disebut Pade fra.

Pasca menanam benih padi di lahan persawahan dilakukan perawatan padi, namun terkadang  selama perawatan tanaman padi diserang hama tikus, maka untuk mengusir tikus dilakukan acara ngelabo labo atau gropyokan hama tikus yang dilakukan sebelum penanaman padi.

Rangkaian prosesi acara sebelum penanaman padi terutama membasmi hama cukup panjang tidak hanya membasmi hama tikus dengan acara gropyokan, melainkan juga dengan membasmi hama burung yang biasa merusak tanaman padi dengan cara ngelabo keruak.

Budaya tani masyarakat Suku Dayak Lundayek, Krayan memang menarik salah satunya saat panen padi telah tiba hingga dilakukan acara ngerupen sebagaimana acara paleo nibu pade yang dilakukan secara gotong royong melibatkan petani lainnya kemudian dalam memanen padi meraka melakukan secara bergantian.

Written by teraju

IMG 20190824 183711 770

Catatan Akhir Perjalanan di Badau

WhatsApp Image 2019 08 24 at 18.46.43

Penghargaan Warga Desa Dabong Terhadap Guru