in

RUMAH KEDIAMAN SYEKH AL-MARAGI DIROBOHKAN LALU DIJADIKAN MASJID AL-MARAGI

IMG 20200809 WA0010

Oleh: Wajidi Sayadi

Nama Al-Maragi terkenal karena Tafsir al-Maragi terutama kalangan peminat dan pencinta studi Tafsir Al-Qur’an.
Ada sisi lain yang juga bisa menginspirasi, salah satunya Rumah kediaman Syekh Maragi tempat Tafsir al-Maragi ditulis di Hilwan Kairo Mesir dirobohkan dan dijadikan Masjid al-Maragi di bawah naungan Yayasan Al-Maragi.

Penelitian Disertasi saya untuk meraih gelar Doktor adalah tentang Tafsir Al-Maragi, yaitu Telaah Asbab an-Nuzul dalam Tafsir al-Maragi dengan Pendekatan Ilmu Kritik Hadis tahun 2006 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Alhamdulillah sejak tahun 2012 sudah diterbitkan menjadi buku setelah pulang dari Kairo ziarah ke Makam dan kediaman Syekh Al-Maragi di Hilwan Mesir.

Buku ini diberi Kata Pengantar oleh Prof. Dr. Nasaruddin Umar selaku Pembimbing Disertasi yang sedang menjabat sebagai Wakil Menteri Agama RI pada saat itu tahun 2012, seperti dalam foto di atas.

Pas lagi baca-baca buku, sampai pada halaman ucapan terima kasih kepada adinda Abdilah Mandar, Muhammad Nusur, Fadly, Mirwan, dan Syamsir yang tampak dalam foto di teras Masjid al-Maragi di Hilwan. Ketika itu sedang studi S1 di Universitas Al-Azhar, sekarang semua sudah Doktor dan sekaligus Direktur.
Mereka menemani saya ke Hilwan
sekitar 26 Km dari Kairo Mesir menggunakan Kereta Api bawah tanah bahkan di bawahnya Sungai Nil, pada 03 Desember 2009.

Di Stasiun Hilwan dijemput adik Hajar binti Abdul Hafizh mahasiswi Al-Azhar yang berasal dari Sudan tinggal di Hilwan.
Jasa dan kenangan mereka tetap terekam dan diabadikan dalam buku dan foto seperti di atas.

Di Hilwan bertemu dengan Imam dan Khatib Masjid al-Maragi bernama Syekh Faiz Musa Muhammad yang juga alumni Al-Azhar Jurusan Hadis dan Ilmu Hadis tahun 1984.
Beliaulah yang banyak memberi keterangan dan informasi tentang Syekh Al-Maragi ketika menulis Tafsir al-Maragi di Hilwan.

Satu hal yang menarik adalah, Masjid al-Maragi di bawah naungan Yayasan Al-Maragi yang bangunannya cukup luas dan besar seperti sebuah Islamic Center, dulunya adalah rumah keluarga al-Maragi.
Di Rumah itulah tinggal Syekh al-Maragi dengan segala aktifitasnya khususnya ketika menulis Tafsir al-Maragi hingga tuntas sampai 30 Juz dalam 10 jilid.

Rumah kediaman ini sebagai saksi sejarah yang melahirkan tokoh besar seperti kakaknya bernama Muhammad Mustafa al-Maragi mantan Rektor Azhar tahun 1928-1930 dan 1935-1945.

Rumah yang penuh warisan sejarah yang sangat bernilai ini tidak dijadikan harta warisan yang dibagi habis oleh anak cucunya, melainkan dirobohkan lalu dibangun dengan lebih besar dan dijadikan masjid bernama Masjid al-Maragi.

Mudah-mudahan di Indonesia juga ada yang seperti ini milik pribadi dan keluarga dijadikan Islamic Center dan Masjid dengan mengabadikan nama tokoh yang patut dikenang dan dijadikan contoh teladan bermanfaat untuk membangun peradaban umat dan bangsa.

Bukan sebaliknya, Masjid, Mushalla atau Surau dirobohkan, lalu dijadikan rumah atau hotel, atau tempat usaha bisnis untuk kepentingan pribadi dan kelompok.

Semoga Bermanfaat

Pontianak, 9 Agustus 2020

Written by teraju.id

IMG 20200809 WA0014

ORANG PUNAN DI TENGAH KEKAYAAN ALAM YANG KIAN MENIPIS (1)

WhatsApp Image 2020 08 09 at 22.09.54

OSO University Buka Pendaftaran Mahasiswa Baru Saat Hut 17 Agustus, Buruan Daftar!