Oleh: Leo Sutrisno
Judul renungan hari ini, Minggu, 24 Novmber 2019, diambil dari ‘One minute nonsense’ (Anthony de Mello). Dikisahkan Sang Guru mendatangi sekelompok pendemo. Ia bertanya kepada seseorang yang memegang poster bertulisan CHRIST IS THE ANSWER, ”Apa sih pertanyaannya?”
Si pendemo kaget, tetapi segera menjawab “Kristus bukan jawaban dari suatu pertanyaan, tetapi jawaban dari masalah-masalah kita!”. “Kalau begitu, apa masalahnya?” lanjut sang Guru.
“Apa masalahnya?” juga diarahkan kepada kita semua.
Hari ini adalah Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam. Bacaan I: 2Sam 5:1-3, menceritakan tentang para tetua Israel mengurapi Daud menjadi raja. Kata mereka, “Tuhan telah berfirman kepadamu: Engkaulah yang harus menggembalakan umat-Ku Israel, dan engkaulah yang menjadi raja atas Israel.” Orang Israel telah diselamatkan oleh imannya. Bukan iman kepada Yesus yang telah datang tetapi kepada Yesus yang akan datang (Lumen Fidei 15), melalui keturunan Daud, kelak.
Mazmur Tanggapan untuk pujian Mzm 122:1-2.4-5 adalah ‘Mari kita pergi ke rumah Tuhan dengan sukacita’ (R:1}. Tanggapan semacam ini semakin menunjukkan bahwa iman mereka kepada Yesus yang akan datang.
Dalam Bacaan II, Kol 1:12-20, Rasul Paulus menjelaskan tentang kehidupan iman (Lumen Fidei 17). Dengan menerima anugerah iman, kita menjadi ciptaan baru, sebagai anak-anak Allah. Ia melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya. Di dalam Kristus itulah kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa.
Dalam Bait Pengantar Injil, Mrk 11:9.10, didaraskan: Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!”. Sebuah pujian dan pengakuan kepada Yesus yang datang atas nama Tuhan.
Bacaan Injil, Luk 23:35-43, mendeskribsikan sikap orang-orang di sekitar kayu Salib. Banyak orang yang mengejek dan mencemooh Yesus. Tetapi ada satu orang, seorang penjahat, yang bersikap lain. Ia berkata kepada Yesus: “Yesus, ingatlah akan daku, apabila Engkau datang sebagai Raja!”. Seketika itu juga Yesus berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama Aku di dalam Firdaus”. Yesus menunjukkan bahwa dirinya adalah raja- Raja Semesta Alam.
‘Kalau begitu apa masalahnya?’
Mencermati tiga bacaan hari ini, kita melihat perbedaan cara menghayati iman menurut Perjanjinan Lama dan Perjanjian Baru. Dalam Perjanjian Lama iman mereka mengarah kepada Yesus yang akan datang. Dalam Perjanjian Baru iman kita mengarah kepada Yesus yang telah datang. Yesus sebagai Raja Semesta Alam.
Dengan cara baru ini, iman melihat sesuatu menjadi berpusat kepada Kristus (Lumen Fidei 20). Iman kepada Kristus membawa keselamatan karena di dalam Dia hidup kita terbuka bagi sebuah kasih, kasih yang mendahului kita, kasih yang mengubah kita dari dalam dan melalui kita.
Mereka yang percaya dibarui oleh kasih, hidupnya diperkaya dan diperluas (Lumen Fidei 21). Kesadaran mereka meningkat karena kehadiran sesama. Hdup bersama dengan sesama di dalam kasih. Di dalam kasih Yesus kita menerima visi Yesus, Yesus sebagai Tuhan Semesta Alam. Kita mesti memperlakukan alam semesta sebagai rumah kita bersama yang melindungi semua makhluk ciptaan-Nya (Laudato Si). Semoga!