Oleh: Andreas Harsono
Saya perhatikan beberapa pejabat menuduh, tanpa bukti, bahwa berbagai demontrasi minggu ini ada “aktor intelektual” atau didasarkan pada hoax –seakan-akan puluhan ribu aktivis, buruh, dosen, perempuan, mahasiswa, tokoh adat dst adalah orang bodoh, mudah disetir orang lain.
Wartawan yang bermutu harus bertanya, “Apa buktinya?”
Kalau pejabat tersebut tak memberikan bukti, dalam penulisan berita, harus ditambahkan frasa “tanpa memberikan bukti.”
Di Amerika Serikat, sekedar contoh, tiap kali Presiden Donald Trump menuduh apapun, saking seringnya, selalu ditambahkan frasa “tanpa bukti.” Ini pendidikan penting buat masyarakat.(*Penulis adalah pendiri Yayasan Pantau yang nelatih narrative reporting di Indonesia. Naskah dikutip dari laman FB Andreas Harsono)