in ,

Calon Walikota Pontianak “Betaboran”

IMG 20170423 070246 908

teraju.id. Pontianak  – Akhir-akhir ini semakin banyak figur menunjukkan kesungguhannya menjadi orang nomor satu di jajaran Pemerintah Kota Pontianak. Dalam bahasa Melayu Pontianak calon yang bermunculan semakin banyak “betaboran” (berlimpah).

Calon Walikota yang paling santer terdengar di kuping masyarakat Bumi KhaTULIStiwa adalah Ir H Edi Rusdi Kamtono, MM, MT. Dia adalah mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota yang duduk sebagai Wakil Walikota. “Saya siap melanjutkan kepemimpinan di Kota Pontianak,” ungkapnya setahun setelah mendampingi Walikota Sutarmidji yang akan mengakhiri masa jabatannya pada 2018. Sebagai kesungguhannya berkiprah di pentas politik dalam rangka kontestasi Pilwako Edi sapaannya kemudian pensiun dini.

Figur kedua yang muncul ke permukaan adalah Sattarudin, SH. Dia adalah politisi PDIP yang duduk sebagai Ketua DPRD Kota Pontianak.
“Saya siap maju sebagai calon walikota,” ungkapnya saat deklarasi relawan Kamek Satar di Gedung Pontianak Convention Centre belum lama ini. Baliho bertuliskan “Kame’ Satar” bertaburan di segenap penjuru kota.
Dalam baliho “Kame’ Satar” terpajang sosok wajah mengenakan kopiah hitam dan baju kurung Melayu Telok Belanga. Di belakangnya ada simbol kesultanan dan tugu khaTUlIStiwa. Di sisi lain ada juga penamaan “Satria Satar”.

Nama lainnya adalah Syarif Usmulyani. Mantan Kepala Bandara (Angkasa Pura) Soepadio Pontianak ini sebenarnya meniti karir sebagai penerbang alias pilot. Ia terlahir dari bekas sopir walikota. Untuk itu dia mencoba berkiprah di panggung politik sebagai calon walikota.
Bang Mol sapaannya pun memasang baliho di sejumlah sudut kota. Kekhasannya adalah mengenakan baju kemeja berdasi yang mengesankan mampu tampil sebagai manajer kota yang andal. “Saya siap melanjutkan program pembangunan Walikota Sutarmidji,” ungkapnya.

Di kalangan keluarga istana Qadriah ada figur kuat yakni H Syarif Abdullah Alkadrie, SH, MH. Dia adalah Ketua DPW Nasdem Kalbar yang duduk di DPR RI. Di Senayan dia menjadi Sekretaris Fraksi Nasdem dan duduk di Komisi V Bidang Infrastruktur.

Ami Dollah, begitu dia kerap disapa memang tidak pernah menyebutkan diri maju sebagai calon walikota, namun survey Pusdiklat TOP Indonesia pernah melansir bahwa elektabilitasnya sangat tinggi jika maju menjadi calon walikota. Syarif Abdullah satu-satunya figur yang mampu bersaing jika disandingkan dengan kandidat kuat lainnya, yakni incumbent, Wakil Walikota, Edi Rusdi Kamtono.

Kendati dinilai kuat, baliho Syarif Abdullah Alkadrie masih bersifat normatif. Dia tampak sosialisasi sesuai program partai yang dipimpinnya. Misalnya perekrutan calon wakil rakyat secara terbuka. Baliho dan spanduk senada ini bertaburan di segenap penjuru kota.

Sejak lama pula telah menyatakan diri siap maju sebagai kandidat walikota Syarifah. Dia adalah calon walikota yang pasang baliho sejak setahun yang lalu.

Menariknya, sebulan terakhir ini Kota Pontianak semakin marak dengan penampilan calon walikota baru. Namanya Zulfidar Zaedar Mochtar dengan sapaan Bang Zul. Dia adalah Ketua DPD PAN Kota. Tampil dengan senyum khasnya, berkacamata. “Saya siap menjadi Walikota Pontianak,” ungkapnya.

Nama terakhir yang sosialisasi lewat baliho di segenap persimpangan jalan kota adalah Herry Fadilah. Slogan yang diusung berlanggam Melayu, “Kite Herry”. Siapa dia? Herry yang di dalam baliho mengenakan jas putih merupakan Ketua Kadin Kota. Dia memang pengusaha yang malang melintang bekerja keras sehingga merasa mampu menjadi Walikota. Ia juga malang melintang di partai politik mulai dari PAN hingga Hanura.

Uniknya, baliho “Kite Herry” menarik dengan konsep poster bintang radio dan televisi. Menarik perhatian pula, adalah batu cincin yang menghiasi jari tangannya. Siapa saja yang melihat baliho ini, selain melihat senyum Herry juga terpaku pada batu cincin yang digunakannya.

Di jalur media sosial juga ada kandidat lain. Sebut Hermayani Putera dan Beni Sulistyo. Ada juga sejumlah pemuda yang sudah deklarasi berpasangan seperti David Maryansyah.

Sejumlah nama telah muncul. Banyak pilihan. Nama lain masih menunggu keputusan partai seperti Yandi dari Gerindra Kota. Firdaus Zar’in dari Nasdem. Herman Hofi dari PPP. Ayo, siapa lagi yang mau menjadi Walikota? (Nuris)

Written by Nur Iskandar

Hobi menulis tumbuh amat subur ketika masuk Universitas Tanjungpura. Sejak 1992-1999 terlibat aktif di pers kampus. Di masa ini pula sempat mengenyam amanah sebagai Ketua Lembaga Pers Mahasiswa Islam (Lapmi) HMI Cabang Pontianak, Wapimred Tabloid Mahasiswa Mimbar Untan dan Presidium Wilayah Kalimantan PPMI (Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia). Karir di bidang jurnalistik dimulai di Radio Volare (1997-2001), Harian Equator (1999-2006), Harian Borneo Tribune dan hingga sekarang di teraju.id.

IMG 20170422 195256 586

Lupa Nama Calon Istri

IMG 20170423 071054 706

Perjalanan Hidup dan Pemikiran Prof Haitami (Alm) Dibukukan