teraju.id, Pontianak – Baitumall Munzalan Indonesia punya cara sendiri merayakan Hari Kemerdekaan ke-74 Republik Indonesia. Mereka mengadakan upacara pengibaran bendera dengan mengundang beberapa pondok pesantren yang berada di Pontianak dan sekitar nya. Upacara itu digelar di halaman Masjid Munzalan Mubarakan 1,Jalan Ampera Pontianak,Sabtu(17/8/2019). Tak sekadar melaksanakan upacara bendera ,mereka juga mengadakan bebagai macam perlombaan yang dapat di terbilang unik. Upacara ini diikuti oleh 11 pondok pesantren, dengan jumlah sekitar 200 santri.yang tersebar di Pontianak dan sekitarnya.Ustadz Luqmanul Hakim menjadi Pembina upacara,ia menekankan untuk seluruh santri untuk memahami bahwa seberapa pentingnya pemahaman arti dari kemerdekaan itu sendiri.
“Penting!, asli nya manusia itu kan Allah SWT ciptakan sebagai khalifah , pemimpin dimana dia menjadi khalifah kalau dia tidak memimiliki visi hidup,tujuan hidup,tidak mengerti hidup.Merdeka itu mereka punya visi hidup,tujuan hidup,ide,gagasan, karya serta amal sholeh yang dia buat. Jangan sampai menjadi manusia yang blank seperti robot ,tidak tau mau berbuat apa,hanya tau bergerak tapi tidak tau kemana arah mereka bergerak.
“Tema yang di sampaikan tahun ini tentang Merdekakan Santri,”kata Riyan Qursani,Ketua Pelaksanaan Acara. Diambilnya tema dengan maksud tujuan untuk memuliakan para santri. “Kawan-kawan paskas ini, semuanya sama dengan santri.Kita disini paskas mencoba untuk membuat adek adek yatim, sahabat penghapal qur’an ini menjadi bahagia,bukan hanya menyantunkan anak yatim tapi kita lebih memuliakan anak yatim dan kita akan memberikan mereka yang terbaik ,kita ajak mereka main yang seru-seru,” ungkapnya.
Beberapa tokoh publik yang menghadiri kegiatan tersebut ,seperti Ustadz Lumanul Hakim dan Beni Sulastiyo atau yang akrab di sapa dengan Bung Ben. Secara umum upacara para santri ini tak ubahnya upacara bendera pada umumnya. Ada pengibaran bendera beserta nyanyian lagu kebangsaan Indonesia Raya, pembacaan teks proklamasi, pembacaan UUD 1945, pembacaan Pancasila dan pembacaan doa.
Ada yang berbeda dari perlombaan Hari Kemerdekaan pada umum nya, jika biasanya makan krupuk di lakukan dengan cara berdiri ,Baitulmaal Munzalan membuat lomba ini dengan cara yang berbeda yaitu lomba makan krupuk sambil duduk di kursi.”Nah, kite ajarkan care makan krupuk sambil dudok,sesuai dengan adab-adab nye Rasulullah,”
Hanif menjelaskan, lomba – lomba seperti ini dapat mempererat silahturami serta membuat mereka merasakan kebahagiaan terlepas dari kesibukan mereka pada saat berada di pondok pesantren mereka. “Seru sangat kak,karne di pondok ni takde kek ginik,jadi kami disini merase senang bise ikot lombak kek ginek,” ujarnya.
“Kami dari pondok berharap ayo bergerak maju,memang kita bergerak tapi hari ini wallahu a’lam kita ni maju atau mundur gitu ya.Kemudian ada klaim Indonesia sudah maju,yang kita ajak prosesnya. Ayo Indonesia bergerak maju,kita mengajak semua untuk bergerak maju ,bukan hanya mengajak pemerintah saja tapi mengajak kita semua,yang bangkitnya,yang maju nya, lalu anak anak santri nya yang maju kemudian ormas-ormas nya juga,Ayo bergerak maju !,” ungkap Bung Ben.(Zidan Suryo Prasojo dan Hibatul Azizi)