Teraju.Id, Pontianak – Aktifnya sejumlah pegiat masyarakat dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi selalu disejajarkan dengan tata kelola lingkungan hidup yang berkelanjutan sekaligus plural, majemuk, heterogen, atau inklusif. Indonesia yang terdiri dari beragam suku dan agama menggemakannya ke dalam seloka Bhinneka Tunggal Ika.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014, Indonesia memberi prioritas pada peningkatan kualitas sumber daya manusia, termasuk penguatan daya saing perekonomian serta peningkatan kemampuan ilmu dan teknologi. Agar kesejahteraan rakyat meningkat, Indonesia melakukan pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada keunggulan daya saing, kekayaan sumber daya alam dan sumber daya manusia, serta budaya bangsa.
Untuk mewujudkannya, Indonesia menguatkan tiga pilar strategi pembangunan, yakni pro-pertumbuhan, lapangan kerja, dan masyarakat miskin, dengan pembangunan yang inklusif dan berkeadilan.
Sejalan dengan strategi pembangunan tersebut, pemerintah menyambut baik peluang bersaing untuk mendapat hibah kompetitif Compact yang dikelola oleh Millennium Challenge Corporation (MCC) Amerika Serikat. Peluang kerjasama ini semakin dimungkinkan karena Pemerintah Indonesia dan MCC memiliki misi serupa mengenai pengentasan kemiskinan. Misi MCC adalah menanggulangi kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Pada 2007-2009, Indonesia sudah pernah mendapatkan hibah US$ 55 juta dari MCC Threshold Program. Indonesia dianggap berhasil dalam memanfaatkan hibah itu, yang dipakai membiayai program imunisasi dan antikorupsi. Keberhasilan itu membuat Indonesia lolos kualifikasi untuk ikut dalam kompetisi program hibah Compact.
Hibah Compact MCC harus diperoleh secara bersaing dengan sejumlah negara lain. Pada tahun anggaran 2009, ada tiga negara yang memenuhi persyaratan MCC sebagai kandidat penerima hibah program Compact, yaitu Indonesia, Zambia, dan Kolombia.
Indonesia lantas menjadi pemenang program hibah besar berjangka waktu lima tahun tersebut. Hibah Compact ini merupakan komitmen terbesar Amerika Serikat dalam tiga dekade terakhir di Indonesia.
Pada 19 November 2011, perjanjian hibah bertajuk Millennium Challenge Compact Grant Agreement ditandatangani oleh kedua pihak di Bali. Pemerintah Amerika Serikat diwakili oleh Menteri Luar Negeri Hillary Rodham Clinton, sedangkan Pemerintah Indonesia diwakili oleh Menteri Keuangan Agus D.W. Martowardojo. Hibah yang mendukung Kemitraan Komprehensif Amerika Serikat dengan Indonesia tersebut dimanfaatkan dalam periode 2013-2018. (Nuris)