teraju.id, Arab Saudi– Kali ini karena pandemi Corona-19, Kementerian Haji Arab Saudi mengumumkan hanya akan melayani jamaah haji sekira 1000 orang saja. Hal ini dikarenakan musibah Covid-19 belum tuntas, bahkan masih eksponensial bertumbuh dan berkembang di berbagai negara seluruh dunia.
Menteri Haji, Muhammad Benten dalam konferensi pers secara daring mengatakan, jumlah 1000 itu dari dalam Kerajaan Arab Saudi. “Bisa 1000. Bisa lebih sedikit atau kurang sedikit,” katanya seraya mohon permakluman karena hal ini sudah menjadi pandemi, di mana tidak satu pun negara terbebas dari Covid-19, termasuk di Arab Saudi di mana orang terkonfirmasi mencapai ratusan. “Ini menyangkut sosial, ekonomi, pertahanan dan keamanan semua negara,” timpal Muhammad Benten yang tampil mengenakan busana khas Saudi.
Dikatakannya, dalam ritual ibadah haji, sejak tawaf, sai, hingga wukuf di Padang Arafah, mabid di Muzdalifah, bermalam di Mina hingga melempar jumrah serta diakhiri dengan tawaf wada di depan Ka’bah, seluruh jamaah haji yang amat sangat sedikit ketimbang biasanya yang mencapai 2.5 juta jamaah itu tetap mesti menuruti Protokol Covid-19 secara ketat. Tetap atur jarak. Menggunakan masker. Cuci tangan dengan sabun. Diperiksa suhu tubuhnya setiap keluar masuk masjid atau area ibadah yang berada di kota suci Mekah.
Keputusan hanya 1000 jamaah haji ini pertama dalam sejarah ibadah haji sejak 90 tahun Kerajaan Arab Saudi. Pandemi ini juga memukul perekonomian negeri petro dolar tersebut, karena selain haji dan umroh yang menyumbang dana masuk triliunan rupiah, harga minyak juga turun di pasaran dunia. Oleh karena itu keputusan Kementerian Haji Saudi dimaklumi seluruh negara di dunia, terutama yang mayoritas muslim. (kan)