Teraju.Id, KEP – Komisi Pencegahan Korupsi (KPK) berkomitmen dalam melakukan upaya pencegahan korupsi sejak dini. Meningkatnya jumlah kasus-kasus besar terkait tindak korupsi sering kali membuat bibit korupsi di sekitar kita terabaikan. Dengan bantuan Australia Indonesia Partnership For Justice yang rutin menyalurkan dana melalui Indonesia Aid, maka program-program edukasi pencegahan korupsi KPK dapat berjalan lebih efektif.
Sekretaris Lembaga Nasional Koalisi Perempuan Indonesia Cabang Sambas Roswati diwawancarai di sela acara pelatihan Diklat Journeypreneurship, Sabtu (24/9/16) di Kampoeng English Poernama (KEP) Pontianak mengatakan, “Saya agen SPAK (Saya Perempuan Anti Korupsi),” tegasnya.
Lebih jauh alumni Fakultas Hukum Untan ini bertutur tentang pengalamannya mengikuti kegiatan bertajuk Saya Perempuan Anti Korupsi pada 6-10 September 2016 di Palangkaraya. Ada 340 agen SPAK yang tersebar di seluruh Indonesia mengikuti kegiatan tersebut. Agen SPAK bertugas untuk menyebar virus kebaikan dan memangkas bibit-bibit korupsi sejak dini. Virus ini adalah edukasi dalam bentuk permainan yang bertujuan membuka mata keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar tentang tindakan apa saja yang terindikasi sebagai perilaku korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) serta bagaimana cara menyikapinya.
Sebuah notebook berwarna oren dengan desain yang sangat menarik menjadi teman sehari-hari agen SPAK asal Sambas ini. Ia mengajak banyak pihak mendukung gerakan anti korupsi di manapun kita berada.
“Perempuan adalah tiang negara untuk itu penting bagi kita menyadari perilaku apa saja yang condong ke arah KKN dan memberi tindakan nyata mengurangi bibit korupsi. Saya agen SPAK, saya menyebar virus kebaikan,” kata Roswati yang juga peraih Triangle Country Fellowships 2016. (Anjelina Yosepha)