Oleh: M Azdi Thahir
Air sumber kehidupan sudah menjadi slogan dunia, apalagi menjelang hari air sedunia bertepatan tanggal 22 Maret 2021. Banyak ajang yang mengajak orang untuk sadar bahwa air sumber kehidupan. Sampai sejauh mana manusia menghargai air? Jawabnya bisa beragam.
Tapi. Kalau dilihat dari kenyataannya sehari-hari sudah di pastikan prilaku manusia semakin membuat perubahan iklim menjadi rusak. Dan sumber kerusakan yang utama adalah air, karena air sumber kehidupan. Cerita kerusakan di muka bumi sebelum manusia diturunkan sudah menjadi perhatian Malaikat kepada Allah, “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, Aku hendak menjadikan khalifah di bumi. Mereka berkata, Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu? Dia berfirman, Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah: 30). Artinya
Umat manusia diutus Allah SWT sebagai wakilnya untuk memimpin bumi, manusia adalah khalifah Allah yang diberi tanggung jawab atas kelestarian alam.
Setelah benar-benar diciptakan manusia selaku khalifah dimuka bumipun. Prediksi tersebut ternyata memang menjadi kenyataan. Selain diwajibkan untuk beribadah, Allah juga memberikan fasilitas yang bisa manusia panen di bumi sebagai bekal hidup. Namun karena sudah tabiatnya, keserakahan manusia akan harta benda membuatnya lalai akan tugas menjaga kelestarian alam. Sehingga terbuktilah apa yang Allah firmankan dalam alquran berbunyi: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah (Muhammad), “Bepergianlah di bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).” (QS. Ar-rum: 41-42)
Tujuan terjadinya perubahan iklim yang mengakibatkan terjadinya kerusakan dimuka bumi ini pun sebenar Allah memperingatkan manusia untuk kembali ke jalan yang benar, tidak merusak alam sesuka hatinya demi menuruti nafsu diri.
Kerusakan alam yang terbesar adalah air, maka air adalah sumber kehidupan. Bumi dengan kapasitas air yang berada permukaannya sekitar 71 persen permukaan bumi tertutup air, menurut The United States Geological Survey Water Science School.
Berangkat dari pemikiran tersebut diatas, maka Hari Air Sedunia akan dirayakan dalam acara online (worldwaterday.org) hastagnya #water2me. Hari Air Sedunia merayakan air dan meningkatkan kesadaran akan krisis air global, dan fokus utama dari peringatan ini adalah untuk mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 6: air dan sanitasi untuk semua pada tahun 2030.
Tema Hari Air Sedunia 2021 adalah menghargai air. Nilai air lebih dari sekadar harganya – air memiliki nilai yang sangat besar dan kompleks untuk rumah tangga kita, makanan, budaya, kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan keutuhan lingkungan alam kita. Jika kita mengabaikan salah satu dari nilai-nilai ini, kita berisiko salah mengelola sumber daya yang terbatas dan tak tergantikan ini. SDG 6 adalah memastikan air dan sanitasi untuk semua. Tanpa pemahaman yang komprehensif tentang nilai multidimensi sejati air, kami tidak akan dapat melindungi sumber daya penting ini untuk kepentingan semua orang.
Pada hari itu sendiri, Laporan Pembangunan Air Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa juga dirilis, dengan fokus pada topik yang sama dengan kampanye dan merekomendasikan arah kebijakan kepada para pembuat keputusan.
Semua orang bisa berbuat, agar air sebagai sumber kehidupan di kembalikan kepada peruntukannya. Mari kita mengambil peran dilingkungan masing-masing sebagai pengerak masyarakat sebagai agent perubahan. Berubah itu tidak sulit selama Istiqamah itu dikedepankan. Kita jangan bagian dari pembuat bencana dan menjadi pembuat dosa, karena Rasulullah SAW pernah bersabda: “Ketika ada orang yang sering berbuat dosa itu mati, maka hamba-hamba Allah SWT, seperti manusia, bumi, pohon dan hewan-hewan merasa lega”. (HR.Bukhori dan Muslim).