Oleh : Khatijah
Lelong barang bekas yang berharga murah, kadang ada yang masih bagus dan ada juga yang memang tak layak pakai. Entah sejak kapan aku menyukai lelong. Dulu rasanya jika mendengar lelong aku sudah pusing memikirkan barang yang bertumpuk dan bahkan uang akan habis demi harga murah karena barang yang masih sangat bagus-bagus meski tak tak tahu kapan aku akan menggunakannya.
Sekarang hari Minggu selain ke Gor jadwalku berburu lelong, jika bukan di Jeruju kami ke Tani Makmur. Jika bukan baju, tujuan kami sepatu. Hari ini kami sangat beruntung karena bos lelong baru saja membuka karung sepatu yang baru. Dan yang lebih membuat kami merasa manusia paling beruntung sejagat ialah harga sepatu hanya Rp5000, tapi tidak ada yang mudah karena kami harus mencari sepatu yang menarik hati, selain itu harus mencari pasangannya dalam tumpukan puluhan pasang sepatu.
Ini memang sangat menyenangkan. “Ii mane pasangannye ni,” keluh seorang ibu memegang sepatu sport yang hanya sebelah kiri. Bukan hanya ibu tersebut yang hanya mendapat sebelah sepatu, kami semua yang berdiri juga seperti itu, harus telaten, harus sabar mengais sepatu satu per satu untuk mencari pasangan.
“Carek sepatu yak susah ape agik cari jodoh,” ujar seorang pria membuat suasana menjadi riuh.
Aku ikut tertawa mendengar kalimatnya, bahkan ada yang bernyanyi lagu Afgan yang berjudul Jodoh Pasti Bertemu setelah menemukan pasangan sepatunya. Benar-benar pengalaman yang menyenangkan jika sudah menemukan pasangan, tetapi ada juga yang menjengkelkan seperti aku, iya aku yang sedari tadi semangat mencari pasangan sendal yang masih mulus entah 2-3 kali aku mengais tumpukan sepatu tak juga kutemukan sehingga niat untuk memiliki hampir habis baru kutemukan dan ternyata Zonk!, sendalnya putus dan tak layak pakai. Dan kami semua tertawa.
Tani Makmur, 11 February 2018