Oleh: Afifah Nadiyah
Hari ini, di salah satu mata kuliah saya mendapatkan giliran persentasi makalah. Mata kuliah Psikologi Perkembangan. Kami membahas tentang perkembangan kita, dari lahir hingga lansia.
Walaupun saya belum pernah merasakan menjadi orang dewasa, tetapi saya harus mempersiapkan diri agar mengerti materi tersebut. Satu per satu materi saya baca, saya mulai memahami materi tersebut, walaupun ada beberapa kalimat-kalimat asing yang belum pernah saya dengar.
Saya pun maju dan mulai mempresentasikan materi saya tersebut. Setelah selesai saya mempresentasikan dan dibukalah sesi tanya jawab. Ada yang bertanya tentang faktor emosi dan lainnya. Tapi, ada 1 pertanyaan yang saya pikir, kalau dilihat dari kenyataannya benar juga ya.
Salah satu teman saya menanyakan, “Mengapa orang yang di usia dewasa akhir lebih giat dalam menimba ilmu agama, dan ada beberapa juga orang (laki-laki) yang berada di usia dewasa akhir ini masih melakukan perselingkuhan?”
Saya pun mulai memikirkan jawaban yang akan saya paparkan kepada teman saya. Menurut saya mengapa banyak orang tua (dewasa akhir) yang lebih banyak menimba ilmu agamanya, karena pada masa inilah, orang mulai ingat akan dosa-dosanya, dan keinginannya lebih kepada akhirat dari pada dunianya. Tapi, ada juga beberapa orang yang melakukan perbuatan yang tidak baik, seperti perselingkuhan di masa tuanya. Awalnya saya bingung mau jawab apa, tidak lama saya pikirkan, mungkin orang tersebut kurang keimanannya, dan sesuatu yang seperti itu kita kembalikan pada pribadinya masing-masing.
Jadi, awal permasalahan dari pribadi yang kurang baik adalah kurangnya ilmu yang ada pada diri kita, apalagi ilmu agama. Pengalaman hari ini menjadi pemateri yang membahas tentang dewasa akhir membuka wawasan saya, karena saat ini saya masih di tahap usia remaja akhir. Materi yang saya bahas ini membuat saya supaya lebih memperdalam ilmu yang banyak terutama ilmu agama, untuk menjadi bekal kita, karena kita pun tidak akan tahu, apakah kita bisa sampai di masa itu.(Penulis Mahasiswa IAIN Pontianak – BKI)