Oleh : Muhamad Yodi Kaidavi
Kita sama-sama tau betapa suksesnya film Dilan 1990 di tahun 2018, disusul juga dengan sequel-nya yaitu Dilan 1991 di tahun berikutnya. Adapun kedua film tersebut menceritakan kisah asmara dari siswa SMA di Bandung yaitu Dilan & Milea sebagai tokoh utama dalam cerita, namun seluruh cerita berdasarkan sudut pandang dari Milea.
Tak adil rasanya jika hanya mendengar cerita perjalanan sepasang kekasih tapi hanya dari sebelah pihak saja, lewat film Milea: Suara dari Dilan kita seakan dibawa kembali menonton film Dilan 1990 & Dilan 1991, tapi sesuai dengan judul film, seluruh cerita berdasarkan isi hati dan sudut pandang dari tokoh utama pria, siapa lagi kalau bukan Panglima tempur salah satu Geng Motor Bandung, Dilan.
Film dimulai dengan cerita masa kecil Dilan, bagaimana keseharian serta latar belakang dari kehidupan Dilan sebagai seorang Anak dari Tentara, bisa dibilang Dilan memiliki keluarga yang harmonis. Singkat cerita, di tahun 1990 semua cerita bisa dibilang sama, bagaimana cara dilan bertemu dengan Milea dengan perkenalan pertama di jalanan dengan ramalan Dilan kepada Milea. Segala kisah kasih serta gombalan-gombalan ringan yang diberikan Dilan kepada Milea, serta problematika yang menghiasi perjalanan Dilan dan Milea.
Film ini membawa kita untuk lebih memahami sisi Dilan, alasan mengapa ia sangat keras kepala mempertahankan harga dirinya serta pertemanannya, tak lupa bagaimana ia berusaha untuk memberikan penjelasan kepada Milea ketika terjadi kesalahpahaman. Di film ini juga kita diperlihatkan perkembangan sifat Dilan yang awalnya keras kepala dan terbilang kurang dapat mengontrol emosinya menjadi seorang pria yang lebih sabar serta tidak pernah kehilangan wibawanya sebagai seorang lelaki yang sejak dulu mencintai Milea.
Film ini cocok untuk kalian yang memiliki banyak pertanyaan dari segala perbuatan Dilan yang tidak diceritakan di 2 film sebelumnya.