Oleh: Mita Hairani
Jumat, 13 September 2019, Rumah Literasi FUAD (Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah) IAIN Pontianak mengadakan pertemuan perdana dengan Mahasiswa Baru FUAD. Kegiatan ini merupakan agenda wajib bagi Mahasiswa FUAD yang mengikuti Rumah Literasi.
Acara ini dihadiri oleh Warek 1 IAIN Pontianak Dr. Firdaus Achmad, Dekan FUAD Dr. Ismail Ruslan, Pak Nur Iskandar, Pak Yusriadi, dan 5 mentor Rumah Literasi, di antaranya Saripaini, Mita Hairani, Farninda Aditya, Novie Anggareni, Elmansyah, serta setengah Mahasiswa Baru di
Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah.
Kegiatan dengan Tema “Mengenal Literasi di Kalimantan Barat” ini mengundang Pak H. Nur Iskandar, SP sebagai pemateri utama. Beliau merupakan founder Teraju.id, jurnalis, dosen, dan penulis yang sangat produktif.
Banyak sekali ilmu dan pengalaman yang diberikan oleh Pak Nur Iskandar. Cerita yang dibagi kepada para Mahasiswa, salah satunya beliau bercerita tentang kisah Nabi Musa dan Nabi Khaidir, serta kisah Gajah Mada yang yang bersumpah Palapa untuk menyatukan Indonesia. Di balik kisah tersebut terdapat pelajaran untuk berkelana dan bersabar untuk dapat membuka hijab pengetahuan.
Dalam satu hari beliau bisa menulis 10 halaman hingga 15 halaman, bahkan jika sedang asyik ngetik bisa sampai sholat subuh baru bisa tidur. Beliau bercerita bahwa menulis dapat membawa keberkahan dunia dan akhirat. Dengan menulis sesuatu yang bermanfaat maka secara tidak langsung itu dapat menjadi amal jariyyah untuk kita. Selain itu, dengan menulis kita juga dapat dikenal dan menghasilkan uang. Oleh karena itu, menulis dapat bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat kita. Beliau berpesan bahwa untuk dapat sukses dunia akhirat, kita harus dapat memanfaatkan waktu dengan maksimal. Selain itu beliau juga menyarankan untuk sholat 2 rakaat sebelum Subuh karena di dalam hadis, itu lebih baik dibanding dunia dan seluruh isinya.
Kegiatan ditutup oleh Wakil Rektor 1, Pak Firdaus Achmad. Beliau memuji program Rumah Literasi yang dilakukan oleh Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah. Beliau juga memuji FUAD secara keseluruhan.
“FUAD fakultas yg paling banyak doktornya, dosennya produktif dalam menulis dan menerbitkan buku. FUAD juga fakultas yang paling sabar, oleh karena itu Allah anugerahkan tower C sebagai tower yang paling indah. FUAD harus jadi percontohan bagi fakultas lain,” ujarnya
Setelah kegiatan ini, diharapkan kegiatan selanjutnya dari Rumah Literasi FUAD dapat berjalan dengan lancar, dan dapat memberi sumbangsih yang besar bagi perkembangan dunia literasi, khususnya di Kalimantan Barat. (*)