teraju
Oleh: Saripaini
“Ada yang punya buku diary?” saya membuka pertemuan dengan mengajukan pertanyaan.
Beberapa detik kelas hening, menunggu salah satu jawaban.
“Tak ada, kak.” Jawab salah seorang kemudian disambut jawaban sama dari mahasiswa lainnya.
“Baiklah, berarti mulai hari ini, kalian akan punya buku diary.”
Diary menjadi satu salah satu metode yang amat tepat apabila digunakan untuk menumbuhkan kebiasaan menulis. Dalam program Rumah Literasi mahasiswa diarahkan untuk menulis diary dalam bentuk penugasan. Ini dilakukan guna mereduksi agar mahasiswa terbiasa meluangkan waktu untuk menulis sehingga menjadi suatu kebiasaan.
Melalui buku harian, seorang dapat mengingat dan mencatat kembali segala pengalaman unik yang dialami setiap hari, menjadi lebih peka dan detail dalam memperhatikan suatu peristiwa sebagai latihan meneliti dan pengamatan. Hal-hal demikian sangat dibutuhkan oleh mahasiswa, terlagi bagi mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) kegiatan menulis tentu akan menjadi makanan pokok, merangkai kata, menyajikan data sebagai berita.
Sebagai awal dalam penulisan ini buku diary, saya mengarahkan mahasiswa untuk menuliskan tentang pengenalan diri, keinginan diri dan tujuan hidupnya. Saya rasa, tema itu tepat sebagai catatan awal dalam penulisan agar mereka menyadari tentang apa dan bagaimana kehidupan yang ingin mereka jalani, sebagai dirinya sendiri, dengan mengetahuan tujuan dan keinginan yang ada di dalam dirinya.
Hal ini kemudian dilanjutkan dengan kegiatan menulis kegiatan sehari-hari, mereka akan menghayati apa yang telah mereka lakukan, adakah kesalahan, kekeliruan yang terjadi. Buku harian diharapkan dapat menjadi pengontrol segala tindakan yang mereka lakukan untuk kembali mengingat apa yang mereka inginkan. Buku harian juga berfungsi sebagai cermin, media pengevaluasian diri.
Pontianak, 27 September 2019
