Oleh: Lia Benneti
Dari sekian banyaknya pengalaman yang pernah saya lalui sepanjang hidup ini, pengalaman yang sangat berkesan dan memiliki sejuta rasa adalah ketika proses pembuatan buku pertama. Buku pertama yang saya tulis adalah “Kisah Kasih di Teluk Keramat.”
Dalam proses pembuatan buku ini, banyak hal yang dirasakan dan tak sedikit pula pelajaran yang didapatkan. Pertama, saya merasa kesulitan untuk menggabungkan alur cerita supaya mengalir dan tidak membosankan. Selain itu, dalam pemilihan judul dan pembuatan sampul buku pun lumayan susah karena ini kali pertama bagi saya sehingga sedikit merasa kurang yakin dan percaya diri dengan hasilnya.
Ternyata membuat buku tidak semudah ketika kita mengatakan malas untuk membacanya. Karena sungguh proses pembuatan buku apalagi ini merupakan kali pertama, itu sangatlah sulit terutama untuk mengembangkan ide cerita yang biasanya terasa sudah seperti jalan buntu bagi saya.
Berkat dukungan dan semangat dari orang-orang terdekat, pembimbing Rumah Literasi FUAD IAIN Pontianak, dan yang paling utama kesempatan serta kelancaran yang diberikan oleh Allah SWT sehingga saya bisa menyelesaikan buku ini dengan baik walaupun masih jauh dari kata bagus, baik itu dari segi cerita yang diangkat, judul, maupun sampulnya.
Buku yang berjudul “Kisah Kasih di Teluk Keramat” ini memang murni kisah perjalanan hidup saya yang dimulai dari masa kecil yaitu suka bermain bersama teman-teman sebaya hingga berjuang untuk bisa sampai di bangku Perguruan Tinggi.
Saya memilih bercerita tentang masa kecil hingga menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi ini karena mungkin ada yang memiliki pengalaman yang sama sehingga bisa mengenang bagaimana indahnya masa kecil yang tidak tahu apa itu gadged dan mengenang bagaimana pahit manis yang dirasakan ketika berada di titik jatuh bangun untuk bisa sampai di bangku perkuliahan, serta bagaimana rasanya hidup di rantau tanpa keluarga. Singkatnya, buku saya ini bertujuan supaya para pembaca bisa mengenang masa lalu yang mungkin sama dengan yang saya lalui.
Saya sangat bersyukur bisa diberi kesempatan untuk ikut Program Rumah Literasi FUAD IAIN Pontianak ini. Semoga dengan adanya program ini bisa memotivasi saya dan teman-teman yang lain untuk membuat karya-karya selanjutnya, juga lebih menghargai bahwa pembuatan buku itu tidak mudah sehingga tidak dengan sesuka hati mengatakan malas untuk membacanya. (Peserta Rumah Literasi FUAD IAIN Pontianak).