in ,

Budaya Literasi Harus Dipupuk Sejak Dini

pbsi untan

Oleh Siwi Annisa *

Pemandangan tak biasa terlihat di halaman SDN 20 Sungai Raya pada Sabtu, 24 September 2016. Dua puluh lima mahasiswa berjejer rapi. Mereka mengenakan almamater biru gelap berlogo Universitas Tanjungpura. Sebagian dari mereka memasang spanduk bertuliskan KKN Kelompok 2 PBSI Untan di halaman SD. Terlihat beberapa orang dari mereka, yaitu Yuda Arisandi, Siwi Annisa, Rudi Hartono bersama dosen pembimbing mereka yaitu Agus Syahrani, M.M.S. Ling. menuju ruangan kepala sekolah.

Kepala Sekolah SDN 20 Sungai Raya dengan sumringah menyambut kedatangan mereka seperti tamu istimewa. Para tamu dipersilakan duduk dan mengisi buku tamu, serta menjelaskan agenda acara yang telah direncanakan dengan baik. Agenda mereka adalah memberikan penyuluhan dalam bentuk membudayakan literasi. Agenda-agenda KKN Kelompok 2 PBSI Untan selalu mengangkat literasi bangsa sebagai akar kegiatan mereka. Tidak jauh berbeda dari kegiatan pertama yang mengusung tema literasi merdeka—yang bertepatan dengan perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia, pada kegiatan kali ini mereka mengadakan kegiatan dalam bentuk membudayakan literasi sejak dini. Pihak yang menjadi objek mereka adalah anak-anak SD, khususnya SDN 20 Sungai Raya.

“Literasi bangsa selalu menjadi akar dari kegiatan kami. Kami bertumpu pada ide tersebut untuk merencanakan kegiatan pengabdian. Karena kami yakin budaya literasi di Indonesia dapat kita mulai dari diri kita sendiri. Setelah diri kita, kita ajak teman-teman, keluarga, anak-anak kecil yang menjadi generasi penerus bangsa. Nah oleh sebab itu, kami memilih anak SD yang menjadi objek kegiatan pengabdian kami. Mereka masih polos, masih bisa dibentuk karakternya. Kita bisa ajak mereka untuk belajar membaca, menulis, bercerita, dan mendengarkan cerita,” jelas Yuda Arisandi dengan semangat ketika diwawancarai usai berfoto bersama teman-temannya.

Hal senada juga diungkapkan oleh dosbing KKN Kelompok 2, Agus Syahrani, M.M.S.Ling. “Mereka (mahasiswa) memiliki ide-ide yang luar biasa ketika menggagas kegiatan. Saya sebagai dosen pembimbing cukup menjadi fasilitator yang mengarahkan, membimbing, dan memberikan semangat dalam melaksanakan kegiatan. Tema literasi bangsa selalu menjadi dasar setiap kegiatan mereka, hal ini sesuai dengan nama kelompok yaitu KKN Kelompok 2 PBSI Untan ‘Literasi Bangsa’.”

Kegiatan membudayakan literasi di SDN 20 Sungai Raya melibatkan delapan rombongan belajar (rombel). Kelas 1 yang terbagi menjadi tiga rombel untuk belajar membaca. Mereka diajak belajar sambil bermain yaitu membaca cerita dengan teknik talking stick. Setiap mentor untuk kelas 1, membacakan paragraf awal sebuah cerita, kemudian akan dilanjutkan oleh siswa. Giliran siswa membaca diacak dengan teknik talking stick. Mereka diberikan sebuah tongkat untuk diberikan secara estafet kemudian mereka diajak untuk benyanyi bersama. Ketika lagu dihentikan oleh sang mentor dan tongkat berakhir di tangan siswa, maka siswa tersebut harus berani melanjutkan membaca cerita satu kalimat. Akan tetapi, ada beberapa siswa yang belum mengenal huruf, dan belum pandai membaca. Oleh karena itu, sang mentor mengalihkan tugasnya untuk mengajari anak-anak tersebut belajar mengenal huruf, membaca, serta mengapresiasi keberanian siswa dengan memberikan buku bacaan kepada mereka.

Kelas 2 juga terbagi menjadi tiga rombel. Kegiatan untuk kelas 2 berupa pelatihan tulis rangkai atau tulis tegak bersambung. Anak-anak tersebut diberikan lembaran kertas garis enam sebagai media untuk berlatih menulis rangkai. Mereka sangat bersemangat mendengarkan penjelasan dan bimbingan dari setiap mentor. Bahkan di antara mereka sampai menangis karena ada yang tidak berhasil menaklukkan tantangan dari mentor sehingga tidak mendapatkan hadiah berupa buku. Setelah diadakan perangkulan kepada anak-anak tersebut, masalah dapat diatasi.

Berbeda dengan kelas 1 dan 2, kelas 3 hanya terdiri dari 2 rombel, yaitu kelas A dan B. Kelas A diajak untuk mendengarkan cerita/dongeng dan menyimpulkan isi cerita, sedangkan kelas B diajak untuk mencintai perpustakaan. Kelas A diberikan properti seperti sebuah mahkota untuk anak-anak agar mereka semangat dan membayangkan masuk ke dalam suasana cerita kerajaan pada zaman dahulu. Kelas B diajak untuk merapikan buku-buku di perpustakaan. Mereka diajari cara menyusun buku dengan rapi, cara merawat buku karena buku adalah teman yang memberikan banyak manfaat dan harus dirawat agar tidak rusak.

budaya-literasi-pbsi-untan

Kegiatan-kegiatan membudayakan literasi seperti itu hendaknya menggugah banyak pihak, tidak hanya mahasiswa yang melaksanakan kegiatan pengabdian. Cinta membaca, menulis, dan bercerita harus dimulai sejak dini. Tidak hanya di sekolah, namun juga di rumah. Orang-orang tua sebaiknya mulai sadar bahwa kebutuhan utama anak tidak hanya makan, tapi juga pendidikan. Karena membudayakan literasi juga bisa dimulai dari rumah dari usia yang sangat dini.

(Mahasiswi PBSI Untan)

Written by teraju

mustahil miskin

Ustadz Lukman Bagikan Obat PHK

images

Polda Kalbar Amankan 31,361 Kg Shabu & 2.990 Ekstasi