in

Super Blue Blood Moon dan Pantang Saat Bulan Ditolan Rau’

IMG 20180131 212030 665

leh:Yusriadi

Malam ini (Rabu, 31/1/2018) akan terjadi gerhana bulan Super Blue Blood Moon. Liputan tentang peristiwa langka, yang terjadi 150 tahun sekali itu, banyak dilakukan.

Salah satu tulisan yang menarik muncul di sebuah blog. Blog berkisah tentang peristiwa itu dari sisi cerita rakyat di Jawa. Katanya, gerhana bulan terjadi karena bulan dimakan Rahu. Rahu adalah raksasa yang besar yang tinggal kepala.

Cerita ini sebenarnya ada dalam masyarakat kami di Riam Panjang, Kapuas Hulu. Waktu kecil saya diceritakan bahwa gerhana bulan itu terjadi karena bulan ditelan Rau’.

Saya memang pernah bertanya tentang Rau’ itu. Tetapi, hanya dapat keterangan singkat. Rau’ itu seperti hantu.

Sebenarnya ada rasa penasaran. Rau’ dalam bahasa kami ada makna lain, yaitu merujuk kepada pipi orang yang ada hitam-hitamnya. Rau’, dalam frasa “tai’ rau’ ” maksudnya pasir hitam, halus, yang terdapat di sungai, yang bercampur emas. Semakin banyak “tai’ rau’, tanda di sana ada potensi emas.

Cerita rakyat tentang Rahu menjelaskan kata Rau’ yang menelan bulan. Kata itu akarnya sama. Rahu > rau > rau’, atau Rahu >rahu’>rau’. Hilangnya bungi (h) sangat biasa dalam bahasa Melayu di Ulu Kapuas. Contoh lain, tahu>tau, mahu>mau, jahat>jat, paha>pa. Begitu juga kehadiran sekatan di akhir kesenyapan (‘). Contohnya, mau>mau’, muda>muda’, dan seterusnya.

Selain soal Rau’, gerhana bulan ini membuat saya mencari-cari sesuatu yang penting. Dalam masyarakat kami saat “bulan ditolan rau’ “, ada pantangnya. Orang hamil jangan keluar rumah karena bisa berimplikasi pada bayinya. Rumah yang sudah jadi rangkanya dan belum beratap akan dibongkar.

Apakah pantang larang ini mengada-ada, entahlah. Saya belum mendapat jawabannya. Tapi meyakini bahwa pasti ada alasan yang kuat yang melandasi pantang larang itu.

Lihat, mengapa saat gerhana Islam menganjurkan salat gerhana? salat khusuf. Apa maknanya?

Lalu, mengapa Amerika mematikan pesawat ruang angkasa saat gerhana. Ini untuk menghindari ketegangan pada pesawat saat fase bulan berada sangat dekat dengan bumi.
Menarik bukan?

Written by Yusriadi

Redaktur pada media online teraju.id dan dosen IAIN Pontianak. Direktur Rumah Literasi FUAD IAIN Pontianak. Lulusan Program Doktoral ATMA Universiti Kebangsaan Malaysia, pada bidang etnolinguistik.

54BJ Habibie

Jalan Cepat, Jalan Orang Sukses

IMG 20180131 212139 693

Sosialisasi Dana Bansos