Oleh: Leo Sutrisno
Dalam Perayaan Ekaristi, sesudah Pembukaan dan Salam kita melakukan Pertobatan bersama dengan berkata:.
“Saya mengaku- kepada Allah yang mahakuasa- dan kepada saudara sekalian
bahwa saya telah berdosa- saya berdosa- saya sungguh berdosa.
Oleh sebab itu,- saya mohon- kepada Santa Perawan Maria- kepada para malaekat dan orang kudus- dan kepada Saudara sekalian- supaya mendoakan saya kepada Allah, Tuhan kita”
Dan, imam mananggapi:
“Semoga Allah yang mahakuasa mengasihi kita dan mengampuni dosa kita dan menghantar kita ke hidup yang kekal”.
Kita menjawab, “Amin”
Dalam setiap Perayaan Ekaristi, Pertobatan mesti dilakukan (bdk Mat 5:23-24).
Pertobatan terdiri atas dua bagian. Pertama, kita mengakui (sampai tiga kali) bahwa telah berdosa dan bersalah. Tidak hanya kepada Tuhan. Tetapi, juga kepada orang lain. Kepada anggota keluarga, kepada kerabat dan sahabat, kepada tetangga, kepada kawan sekerja, kepada masyarakat umum, kepada instansi, kepada pemerintah, dsb.
Bagian kedua, kita minta pengampunan kepada Allah dan juga kepada orang lain. Dan, Dalam Perayaan Ekaristi yang kita rayakan bersama, hanya karena tindakan Roh Kudus sajalah yang dapat membawa kita sampai pada keyakinan, “Ya, saya benar-nenar percaya bahwa Bapa mengampuni semua kesalahan yang saya lakukan’. Kalau kita membiarkan Roh Allah masuk ke dalam hati kita, kita akam mampu menerima pengampunan-Nya yang tanpa syarat itu.
Masalah timbul, apakah kita masing-masing bersedia mengampuni seperti Tuhan mengampuni kita. Pengampunan yang tidak bersyarat. Kita merasa sangat sukar melakukannnya. Tetapi hanya dengan bersedia mengampuni tanpa bersyarat itu, pengampunan yang sesungguhnya berlangsung, yaitu mengasihi.
Kalau sungguh tidak ada orang yang harus diampuni, bagaimana? Kita juga perlu mengampuni diri sendiri. Sering kita merasa bersalah tidak melakukan ini, tetapi justru melakukan itu, dsb. Rasa bersalah terhadap diri sendiri pun perlu dimaafkan.
Pada saat kita telah mendapat pengampunan-Nya dan dapat mengampuni tanpa syarat kepada orang lain dan kepada diri sendiri, beban hati terasa diangkat. Hati menjadi riang gembira. Kita bersukacita. Dan, penyembuhan terjadi.
Dengan perkataan lain, dalam Pertobatan dalam Perayaan Ekaristi ada penyembuhan. Kiranya juga perlu melakukan Pertobatan menghadapi serangan Covid-19 ini, Pertobatan massal.
Semoga (ini bukan April Fools’Day)!
Pakem Tegal, Yogya, 1-4-2020.