Oleh: Yusriadi
Saya tiba-tiba ingat Bang Drs. Isron Wahid Asmad. Aktivis lingkungan Madu Hutan, yang berpulang lebih awal puluhan tahun lalu.
Kenangan itu menyeruak begitu saja ketika saya dan keluarga melintas di daerah Sungai Jawi, kemarin. Kemarin, dalam perjalanan dari Sepakat ke Lamtoro, kami melintasi daerah “ujung” Sungai Jawi.
Kami melintasi bagian jalan di pinggir sungai yang beraspal. Melihat kesibukan warga di pinggir sungai yang lapang.
Inilah yang diimpikan Bang Isron dahulu. Inilah yang diperjuangkannya melalui program kali bersih (prokasih) Sungai Jawi Pontianak. Nama programnya Cinta Jawi Bersih (Cijasih).
“Abang mimpi, Yus, dari ujung ke ujung sungai, lapang. Orang bisa besampan macam dulu lagi”.
“Sungai bersih dari sampah, juga dari rumput-rumput,” katanya.
Dulu, katanya, orang dari daerah Punggur bisa pakai jonson ke Pontianak. Mereka menghiliri sungai itu. Tapi kemudian di tahun 1990an sungai tertutup tumbuhan jenis kumpai dan piambang. Perahu tak bisa melintas lagi. Di bagian muara, di sekitar gertak 1-3, sampah membuatnya prihatin. Bau air sungai sudah pada tingkat parah. Pencemaran dari sampah rumah tangga terjadi.
Bang Isron menggerakkan kegiatan bersih sungai. Sesekali ada kegiatan gotong royong melibatkan timnya dan anak-anak muda. Saya, saat itu di media, mempublikasikan programnya.
Kala itu walikota Pontianak, Pak Buchary memberikan dukungan. Ada program khusus untuk Sungai Jawi. Termasuk membuat turap dan membangun jalan di pingguran sungai, serta membuang gertak-gertak kecil.
Tetapi, tidak mudah bagi Bang Isron mewujudkan mimpinya. Bahkan hingga akhir hayatnya, dia tak melihat hasilnya. Tahun 2000an, sungai Jawi bagian ujung masih tertutup rumput. Pak Buchary juga tak sempat menikmati hasil utuh dari program rintisannya.
Kini, di tahun 2018, saya beruntung melihat hasilnya. Di era walikota Sutarmidji, harapan yang diungkap Bang Isron, terwujud. Setelah 20 tahun berproses.
Setelah masa yang panjang saya bisa melihat sungai yang bebas rumput. Sungai yang lempang.
Bang Isron, semoga ide dan kerjamu yang bermanfaat untuk orang banyak itu menjadi ladang amal yang mengalirkan pahala yang berkelanjutan.
Alfatihah untuk Bang Isron. (*)