Kisah TB Simatupang

1 Min Read

Oleh: Nur Iskandar

Letjen Tahi Bonar Simatupang, alumni Akmil Bandung seangkatan dengan Jenderal Abdul Haris Nasution. TB Simatupang bekerja sebagai KNIL sama dengan AH Nasution dan seniornya alumni Akmil – Breda – Belanda, Mayjen Sultan Hamid Alkadrie. TB Simatupang ikut KMB bersama Hamid dan Hatta. Ia adalah pengganti Jenderal Soedirman untuk perang gerilya.

Namun TB yang akrab disapa Pak Sim diberhentikan juga oleh Bung Karno pada usia muda. Hal itu akibat TB Simatupang mengkritik Bung Karno yang suka berbaju ala militer, dan TB Simatupang membanting pintu Istana Merdeka karena Soekarno mencopot AH Nasution sebagai KSAD tanpa sepengetahuan TB Simatupang selaku Kepala Staf Angkatan Perang. Intrik di tubuh militer sangat kuat.

Namun TB Simatupang lebih bahagia di Gereja. Ia aktif menulis di Sinar Harapan (Suara Pembaharuan) juga turut mendirikan UKI. Ia wafat dalam umur 69 th. Ia dimakamkan di TMP Kalibata. Tahun 2013 ditetapkan Presiden SBY sebagai Pahlawan Nasional. Wajahnya diabadikan pada keping uang logam dengan lambang negara elang rajawali Garuda Pancasila buah tangan seniornya di KNIL, Mayjen Sultan Hamid II Alkadrie Pahlawan Bangsa. Nama TB Simatupang juga diabadikan sebagai nama jalan di Cilandak, Jakarta. *


Kontak

Jl. Purnama Agung 7 Komp. Pondok Agung Permata Y.37-38 Pontianak
E-mail: [email protected]
WA/TELP:
- Redaksi | 0812 5710 225
- Kerjasama dan Iklan | 0858 2002 9918
TAGGED:
Share This Article
Hobi menulis tumbuh amat subur ketika masuk Universitas Tanjungpura. Sejak 1992-1999 terlibat aktif di pers kampus. Di masa ini pula sempat mengenyam amanah sebagai Ketua Lembaga Pers Mahasiswa Islam (Lapmi) HMI Cabang Pontianak, Wapimred Tabloid Mahasiswa Mimbar Untan dan Presidium Wilayah Kalimantan PPMI (Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia). Karir di bidang jurnalistik dimulai di Radio Volare (1997-2001), Harian Equator (1999-2006), Harian Borneo Tribune dan hingga sekarang di teraju.id.