Oleh: Nur Iskandar
Sebagaimana Gajahmada berpikiran besar memperoleh banyak space nama jalan di seluruh Indonesia, saatnya kita berpikir, tokoh sekaliber Bung Karno dan Hatta juga mesti punya banyak space nama jalan di kota-kota Indonesia. Tak terkecuali penyumbang identitas bangsa seperti Fatmawati (Penjahit Sang Saka Merah Putih), WR Supratman – Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, serta Sultan Hamid II Alkadrie Sang Perancang Lambang Negara dan pengakuan kedaulatan RI dari Belanda disusul negara-negara asing lainnya. Kita perlu pikirkan keadilan nama jalan untuk semua tokoh pahlawan nasional dan pahlawan daerah.
Selama ini keliling Indonesia saya melihat banyak ruas jalan tanpa nama. Kenapa tidak memberikannya nama sehingga setiap warga yang lewat bisa mengenal ketokohan mereka. Bukankah penamaan jalan adalah sangat efektif sebagai monumen kejuangan kekinian? Mewariskan semangat kejuangan sampai ke masa depan. Begitupula nama bandara, pelabuhan laut, terminal antarnegara, terminal antar-kota, nama gedung bahkan aula. Banyak potensi belum disentuh dengan maksimal. Semoga jadi perhatian para pengambil kebijakan di Gedung Wakil Rakyat dan pejabat eksekutif yang menjalankan roda pemerintahan dan kenegaraan. *